Oleh Ali Mansur
Wartawan Republika
Banyak lika-liku yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia selama rezim pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Salah satunya dan yang tercatat dalam sejarah si kulit bundar adalah sanksi FIFA yang diterima federasi sepak bola Indonesia pada 30 Mei 2015 silam, atau sekitar delapan bulan masa kepemimpinan Jokowi-JK.
Penyebabnya, pemerintahan Indonesia dianggap mengintervensi PSSI, dengan membekukan segala aktivitas organisasi dibawa La Nyalla Mahmud Mattaliti tersebut. Ada hal yang unik, kurang dari satu bulan Jokowi-JK bertahta sepak bola Indonesia mulai bergejolak.
Diawali dengan peristiwa sepak bola gajah yang oleh PSS Sleman dan PSIS Semarang pada 26 Oktober 2014. Buntutnya, salah seorang pendukung tim nasional Indonesia, Sarani Pitor membuat petisi "bekukan PSSI" karena kecewa dengan munculnya sepak bola gajah tersebut.
Gayung pun bersambut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi menanggapinya dan membekukan PSSI.
Namun di bawah kepempinan Jokowi-JK pula sepak bola Indonesia memiliki harapan untuk bangkit. Tepatnya pascapencabutan sanksi FIFA dan perubahan struktur organisasi PSSI. La Nyalla lengser dan digantikan Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi.
Sebagai bukti harapan untuk bangkit ini, tim nasional Indonesia di berbagai usia mendapat pujian karena penampilannya. Terakhir, anak asuhan Fakhri Husaini lolos ke putaran final Piala Asia U-16 2017 dengan status sebagai juara Grup G.
Berikut perjalanan sepak bola Indonesia selama tiga tahun masa kepemimpinan Jokowi-JK: