Rabu 25 Oct 2017 00:42 WIB

Lika-Liku Sepak Bola Indonesia di 3 Tahun Rezim Jokowi-JK

Timnas Indonesia U-16.
Foto:
Aksi demonstrasi revolusi PSSI

Tahun 2015 diawali dengan pembentukkan Tim Sembilan oleh Kemenpora, tepatnya pada 2 Januari. Pembentukkan Tim Sembilan tersebut untuk mengawasi kinerja induk sepak bola Indonesia, PSSI.

Pada bulan ini, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak meloloskan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya dalam verifikasi kompetisi Liga Super Indonesia (ISL). Alasannya, masalah dualisme klub yang belum diselesaikan. 

Namun, PSSI tetap menggulirkan ISL dengan tetap menyertakan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya. ISL sempat berjalan beberapa laga sebelumnya akhir terhenti karena BOPI meminta agar pihak kepolisian tidak memberikan izin pertandingan ISL.

Pada Februari 2015, PT Liga Indonesia resmi meluncurkan ISL musim 2015. Namun di tengah perjalanan ISL terhenti akibat terkendala ijin dari BOPI. BOPI beralasan beberapa dari klub peserta ISL belum melengkapi berkas-berkas verifikasinya sehingga Menpora memutuskan untuk menunda Kick Off ISL musim 2015.

Di tengah-tengah polemik sepak bola nasional, pada Maret 2015, timnas Indonesia justru gagal lolos menembus putaran final Piala Asia U-23 2016 di Qatar. Itu setelah mereka dikalahkan Korea Selatan dengan skor 4-0. Timnas gagal setelah menang 5-0 di babak pertama atas Timor Leste, dan mengalahkan Brunei Darussalam 2-0, tapi tetap gagal lolos sebagai runner up terbaik.

Bulan April inilah, genderang perang pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dengan PSSI ditabuh. Pada Sabtu 18 April 2015, PSSI melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) dengan agenda pemilihan ketua baru di Surabaya. 

La Nyalla Mahmud Mattalitti terpilih sebagai ketua baru PSSI menggantikan Arifin Panigoro. Namun hanya berselang satu, tepatnya hari Ahad (19/12) Kemenpora mengumumkan telah membekukan seluruh kegiatan PSSI, termasuk hasil KLB Surabaya melalui Surat Keputusan (SK) bernomor 0137 tahun 2015 yang berlaku per tanggal 17 April 2015. 

Di bulan yang sama pada tanggal 22, PSSI langsung melakukan gugatan terhadap SK nomor 0137 tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Sebulan kemudian, setelah membekukan PSSI, Kemenpora membentuk tim transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA.

Akhirnya, PSSI mengelurkan keputusan Force Majeur terhadap seluruh kompetisi Liga Indonesia. Hal ini dilakukan PSSI karena menganggap kompetisi sudah tak bisa digelar lagi secara normal karena adanya SK pembekuan tersebut. Dalam keputusan ini banyak memakan korban, mulai dari klub pemain dan juga pelatih.

Pada akhir bulan Mei 2015, FIFA merilis surat yang ditandatangani sekjennya, Jerome Valcke, kepada Sekjen PSSI Azwan Karim. Surat itu memberitahu bahwa Komite Eksekutif FIFA memutuskan menjatuhkan hukuman kepada PSSI. 

Dasar hukuman tersebut adalah ada pelanggaran statuta FIFA, yaitu intervensi pemerintah. Hukuman kepada PSSI sampai batas waktu yang tak ditentukkan.

Pada Juni 2015, Mimpi Timnas Indonesia U-23 untuk meraih medali emas harus terhenti di tangan Thailand. Anak asuhan Aji Santoso menyerah dari Thailand di babak semifinal dengan skor telak 5-0 di babak di babak semifinal SEA Games 2015.

Sebulan berselang, tepatnya 14 Juli 2015, PTUN membacakan keputusan akhir sidang gugatan PSSI terhadap SK Pembekuan milik Kemenpora. PTUN memutuskan untuk memenangkan gugatan PSSI terkait Surat Keputusan Menpora Nomor 01307 tertanggal 17 April 2015 soal pembekuan PSSI. PTUN mengeluarkan amar putusan bernomor 91/G/2015/PTUN-JKT. 

Kalah di PTUN, Kemenpora kemudian mengajukan banding atas keputusan PTUN itu kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN).

Untuk mengisi kekosongan akibat sanksi FIFA, Mahaka Sports dan Entertainment, menyelenggarakan Piala Presiden pada Agustus 2015. Turnamen itu dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada 30 Agustus 2015. 

Turnamen ini diselenggarakan dari tanggal 30 Agustus-18 Oktober 2015 dan di ikuti oleh 16 klub, di antaranya 13 klub dari QNB League dan 3 klub lainnya dari Divisi Utama. 

Pada September 2015, di tengah-tengah kondisi sepak bola Indonesia yang suram, justru tim Street Soccer Indonesia menjuarai pada turnamen Homeless World Cup 2015. Turnamen ini diikuti total 63 tim. Prestasi terbaik Indonesia di turnamen ini adalah peringkat keempat di edisi 2012 di Meksiko.

Setelah kurang lebih dua bulan turnamen Piala Presiden, Persib Bandung keluar sebagai juara dengan skor 2-0 atas Sriwijaya FC pada partai final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada 18 Oktober 2015.

Awal bulan November induk sepak bola dunia FIFA, dan juga AFC melakukan kunjungan ke Indonesia selama dua hari. Kunjungannya tersebut dalam rangka untuk membantu Indonesia keluar dari sanksi FIFA. Termasuk dengan membentuk Tim AD-Hoc serta menampung usulan pemerintah terkait Tim Kecil.

Pada 5 November 2015, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) menolak banding Kemenpora terkait SK Pembekuan PSSI. Artinya, PT TUN menolak banding Menpora. PTUN memerintahkan kepada Menpora untuk membatalkan dan mencabut SK Menpora Nomor 01307 Tahun 2015 tentang pembekuan PSSI. Amar putusan PT TUN tertuang dalam surat PTTUN nomor W2.TUN 1532/ HK.06/ XI/ 2015.

Pertengahan bulan ini pula, Kemenpora secara resmi mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung (MA). Ini sebagai bentuk dari putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) yang memenangkan gugatan PSSI terhadap SK Menpora Nomor 01307 tersbut.

Kemudian pada 3 Desember, Komite Eksekutif FIFA telah mengesahkan hasil rekomendasi yang diberikan delegasi gabungan FIFA-AFC usai berkunjung ke Indonesia 2-3 November 2015. Rekomendasi itu berupa pembentukan komite reformasi ad-hoc untuk PSSI. 

Keputusan itu diambil usai Komite Eksekutif FIFA mengadakan rapat yang berlangsung di kantor FIFA di Swiss, 2-3 Desember 2015. Pengumuman soal itu dicantumkan di situs resmi FIFA. Namun pemerintah yang diwakili oleh Kemenpora menolak menyerahkan nama perwakilannya untuk bergabung dengan Tim Ad-Hoc.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement