REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Lima kandidat juara Liga 1, yakni PSM Makassar, Bhayangkara FC, Bali United, Persipura Jayapura, dan Madura United sama-sama merasakan sulitnya manaklukkan Barito Putera di Stadion 17 Mei, Banjarmasin musim ini. Kelima tim ini gagal membawa poin maksimal yang dibutuhkan untuk bersaing menjadi juara.
Awalnya pelatih Barito Jacksen F Tiago memompa Laskar Pangeran Antasari untuk meraup banyak poin supaya dapat finis di zona lima besar klasemen akhir. Tapi target tersebut tak dapat lagi dicapai Barito karena jarak poin mereka tertinggal tujuh angka dari Madura United yang mengisi urutan lima. Liga 1 menyisakan dua laga lagi buat Barito.
Walau dipastikan finis di papan tengah, Barito tetap berjuang maksimal untuk menjaga marwah di depan pendukung mereka di Stadion 17 Mei. Hal itulah yang membuat tim lima besar tak bisa membawa pulang tiga angka dari Banjarmasin.
"Kami dapat ujian menghadapi tim-tim calon juara. Tapi kami mampu memberikan perlawanan. Ini pertanda kematangan pemain Barito," kata Jacksen, dikutip dari laman resmi Liga Indonesia, Senin (30/10).
Barito bukan lagi termasuk tim yang tak terkalahkan di kandang sendiri seperti PSM, MU dan Persib Bandung. Ada dua tim yang bisa mencuri kemenangan di Banjarmasin yakni PS TNI pada Mei dan Arema FC pada Agustus lalu. Setelah itu, Barito benar-benar menjaga harga diri di kandang sendiri.
Kandidat juara Madura United hanya mampu bermain seri 2-2 di 17 Mei pada 22 Juli. Permainan Laskar Antasari melawan Laskar Sape Kerrab berjalan sengit. MU dua kali unggul lewat Greg Nwokolo dan Fabiano Beltrame dan sebanyak itu pula Barito mengejar lewat Paulo Sitanggang dan Rizky Pora.
Dua bulan kemudian, Barito kedatangan tim kuat Papua Persipura Jayapura. Boaz Solossa dan kawan-kawan juga unggul lebih dulu dari tuan rumah lewat gol bunuh diri Dendi Abdulkak di babak pertama. Pada babak kedua, Barito menyamakan kedudukan lewat Hansamu Yama. Jadimya tuan rumah mengunci skor 1-1 sampai laga berakhir.
Bhayangkara FC yang berstatus pimpinan klasemen pada pekan ke-30 datang ke Banjarmasin dengan maksud mencoba menjinakkan pasukan Coach Jacksen. The Guardian diunggulkan dapat memenangkan laga karena bermodalkan status tak terkalahkan di putaran kedua. Tapi nasib Evan Dimas dan kawan-kawan malah tak sebaik MU dan Persipura. Bhayangkara FC pulang ke Bekasi dengan tangan hampa karena dikalahkan dengan skor tipis 1-0. Dendi menjadi penghukum Bhayangkara lewat golnya pada menit ke-81.
Melihat Bhayangkara berhasil dipukul di Banjarmasin, Bali United mulai waspada ketika mereka datang ke kota tersebut 10 hari kemudian. Konsekuensinya saat itu adalah, jika menang Bali akan naik ke puncak klasemen.
Namun, Bali harus mengakui bahwa Barito adalah tim yang sulit ditaklukkan. Rabu (25/10), Bali United dijebol lebih dulu lewat gol Wilian Lira di awal-awal babak pertama. Harus menunggu sampai injury time babak kedua bagi Serdadu Tridatu untuk mendapatkan gol balasan. Untungnya Bali punya striker haus gol Sylvano Comvalius yang mencegah klubnya mengalami nasib yang sama dengan Bhayangkara. Skor akhir 1-1.
Terakhir adalah PSM Makassar. PSM yang berpeluang menjauhi perolehan angka Bhayangkara di papan atas ditahan seri 2-2 di Stadion 17 Mei pada Ahad (29/10).
Aksi saling balas terjadi di laga yang dipimpin wasit asal Australia Kristian Griffiths-Jones ini. Tuan rumah unggul lebih dulu lewat gol Dendi Hartono sejka menit 20. PSM membalas dua gol di menit 45 dan 47 lewat kaki Zulham Zamrun dan Ferdinand Sinaga. Petaka yang membuyarkan keunggulan PSM dihadirkan Gavin Kwan di menit 76. Sehingga Barito memaksakan hasil akhir menjadi 2-2.
Ada satu lagi laga kandang yang harus dilakoni Barito di markas sendiri sebelum Liga 1 2017 tutup buku. Yakni menjamu Persela Lamongan pada Sabtu (11/11).