Rabu 01 Nov 2017 09:02 WIB

Edy Rahmayadi Tuding, Liga 2 Banyak yang 'Bermain'

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi
Foto: Republika/Iftah Israr
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI selaku induk sepak bola Indonesia sempat menunda fase babak delapan besar Liga 2 musim 2017 akibat adanya sejumlah insiden. Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi pun menyoroti secara khusus sejumlah insiden memalukan yang terjadi di kompetisi kasta kedua Liga Indonesia ini. 

Kini babak delapan besar Liga 2 segera bergulir, tapi PSSI memerintahkan agar laga tersebut diselenggarakan di Stadion Wibawa Mukti dan Stadion Patriot Candrabhaga mulai tanggal 9-16 November 2017.

"Untuk putaran Liga 2 ini tidak terlalu tepat menurut saya, terlalu banyak bermain. Saya tegaskan, terlalu banyak bermain. Padahal olahraga itu soal sportivitas, tapi karena terfokus untuk menang maka itu dikesampingkan," keluh pria yang juga menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Cadangan Angkatan Darat itu (Pangkostrad), Selasa (31/10).

Bahkan Edy menegaskan, dalam membesarkan sepak bola Indonesia, PSSI dan stakeholder lainnya membutuhkan atlet, bukan penjahat. 

ia menegaskan, penilaian para pemain yang dipanggil masuk tim nasional bukan karena timnya menjadi juara atau tidak, tapi murni karena kualitas pemain itu sendiri. Maka dengan demikian, Edy berharap agar tidak ada lagi pihak yang bermain-main dengan kompetisi. "Saya ini butuh atlet, bukan penjahat dan saya berharap pada kalian. Hebat atau tidaknya tim ini adalah pemain diambil timnas, bukan cuma juara," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, PSSI membagi dua grup pada babak delapan besar Liga 2, Grup X dan Y. Di Grup X ada Persis Solo, PSMS Medan, Kalteng Putra, dan Martapura FC, yang bakal bermain di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang pada tanggal 9, 12, dan 15 November 2017. Di Grup Y ada PSIS Semarang, PSPS Riau, Persebaya Surabaya, dan PSMP Mojokerto Putra, bermain di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, tanggal 10, 13, dan 16 November 2017. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement