REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) akan mengevaluasi kepelatihan Indra Sjafri. Langkah itu dilakukan menyusul kekalahan telak timnas U-19 Indonesia dalam dua laga terakhir selama pertandingan Grup F Kualifikasi Piala Asia U-19 2018 di Korea Selatan (Korsel).
Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi menyatakan, kekalahan telak Indonesia dari Korsel dan Malaysia bukan lantaran kualitas pemain skuat Garuda. Melainkan akibat kesalahan pengambil keputusan.
"Total akan kami ubah. Kami ubah siapa yang membuat keputusan dalam tim itu," ujar Edy kepada Republika.co.id, Selasa (7/11).
Edy menerangkan, pengambil keputusan tentu ada di tangan sang pelatih bersama timnya. Menurut dia, pelatih yang harus bertanggung jawab atas dua kekalahan telak tersebut.
Indonesia U-19 mengalami mimpi buruk dalam dua laga kualifikasi Piala Asia pekan ini. Dari empat pertandingan Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan menang dua kali dan kalah pun dua kali. Indonesia unggul atas Brunei Darussalam dan Timor Leste dengan skor 5-0. Tapi skuat Garuda Muda mandul 0-4 saat bertemu tuan rumah Korsel. Di laga terakhir, Indonesia diganyang Malaysia dengan 1-4.
Hasil dua kali menang dan dua kali kalah itu membuat Indonesia berada di peringkat ketiga klasemen dengan mengemas enam angka. Hasil itu sebetulnya kegagalan. Sebab peringkat ketiga tak mampu membawa Indonesia ke putaran final Piala Asia yang akan digelar tahun mendatang di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Tapi lantaran sebagai tuan rumah, Indonesia punya hak tetap tampil pada putaran final.
Menurut Edy kemenangan dari skuat Brunei dan Timor Leste merupakan prestasi yang biasa saja. "Itu karena tidak seimbang saja lawannya," ujar dia.
Tetapi, Edy menegaskan kekalahan telak dari tim Taegeuk Warriors, julukan Korsel, menampakkan kacaunya kerja sama antarpemain Indonesia saat di lapangan. "Begitu main sama orang yang mempunyai permainan team work kita kalah total. Total kita kalah. Jadi kalau sudah seperti itu kita akan evaluasi soal ini," jelas dia.
Edy mengaku paling tak bisa menerima kekalahan Indonesia dari timnas Malaysia yang berjulukan Harimau Malaya. Soal kekalahan dari tim asuhan pelatih Bojan Hodak tersebut, Edy meyakini bukan kualitas pemain yang menjadi sumber kekalahan. Melainkan kegagapan pengambil keputusan dalam memainkan strategi dan menurunkan para pemainnya.
"Jadi bukan pemainnya yang akan dievaluasi. Tapi decision makernya (pembuat keputusannya) yang akan dievaluasi," kata Edy menegaskan.
Pelatih timnas U-19 Indra Sjafri usai kalah dari Malaysia pada Senin (6/11) mengakui hasil tersebut sebagai prestasi yang buruk. Pun, mantan pelatih Bali United tersebut mengakui sedang menjajal komposisi pemain yang berbeda dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. "Di awal kami mencoba beberapa pemain dengan komposisi yang lain. Tapi kurang maksimal," jelas dia.
Hasilnya, kata Indra, tim lawan menjadi lebih dominan. Indra pun meminta maaf atas dua kekalahan telak Indonesia dalam dua pertandingan terakhir.