Kamis 09 Nov 2017 11:05 WIB

PSSI Disarankan Berbenah

Rep: Febrian Fachri/ Red: Israr Itah
Jelang laga lawan Persela Lamongan Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy (kaos biru) memimpin latihan anak asuhnya di Stadion ISCI, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (25/10).
Foto: Republika/Ali Mansur
Jelang laga lawan Persela Lamongan Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy (kaos biru) memimpin latihan anak asuhnya di Stadion ISCI, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamat sepak bola Indonesia Rayana Djakasurya menyebut sepak bola Tanah Air akan sulit maju dan berprestasi jika organisasi induk PSSI belum kuat. Menurut Rayana selama tahun ini, PSSI masih kerap mengeluarkan kebijakan-kebijakan blunder yang membuat mereka kerap menjadi sasaran kritik dari berbagai pihak.

"Sepak bola itu maju kalau organisasinya kuat. Kalau organisasi kuat, kompetisi menjadi sehat," kata Rayana kepada Republika.co.id, Kamis (9/11).

PSSI terutama bagian Komisi Disiplin menjadi sorotan karena kemarin mengeluarkan keputusan menyanksi Mitra Kukar jadi kalah WO 3-0 dari Bhayangkara FC. Keputusan Komdis ini menguntunkan klub The Guardian untuk meraih gelar juara Liga 1 2017.

Jadinya gelar yang sudah dipastikan jatuh ke tangan Bhayangkara FC dianggap tidak fair karena didapat tidak murni dari hasil pertandingan di lapangan. Selain Komdis, Rayana juga mengkritik PT LIB selaku operator. PT LIB dinilai punya andil dalam sanksi yang diberikan kepada Mitra Kukar.

Persoalan sanksi terhadap Si Naga Mekes terjadi karena mereka menurunkan Mohamed Sissoko pada pekan ke-33 melawam Bhayangkara FC. Kesalahan teknis terjadi karena Mitra Kukar merasa pemainnya itu sudah menjalani sanksi sebanyak dua laga. Tapi PT LIB urung memberitahukan bahwa Sissoko masih harus menjalani hukuman tambahan.

"PSSI harus mengevaluasi cara kerja PT LIB," ujar Rayana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement