REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bhayangkara FC menuding penyerang Bali United, Irfan Bachdim, tak mau terima kekalahan pada kompetisi Liga 1 musim ini. Hal ini terkait dengan sikap pemain naturalisasi itu saat berteriak kepada suporter Bali United usai pertandingan terakhir melawan Gresik United.
Saat itu, Irfan mengatakan semua orang di Indonesia tahu siapa juara sebenarnya. Sebelumnya, Irfan juga dikabarkan akan mengancam mogok main untuk tim nasional.
"Sikap tidak dewasa pemain yang pernah menjadi idola masyarakat Indonesia ini tentu sangat disayangkan, mengingat, sebagai pemain yang juga publik figur, statemennya memancing kericuhan. Padahal, jelas-jelas, perwakilan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi, Risha Waidjaya (CEO LIB) dan Togor Shalomboboy (COO LIB) menyerahkan trofi Champions atau juara Gojek Traveloka Liga 1 musim 2017 (kepada Bhayangkara FC)," tulis corporate secretary Bhayangkara FC, Rahmad Sumanjaya, dalam pernyataan resminya.
“Nah, fakta-fakta ini apa dikesampingkan begitu saja. Irfan justru berkoar-koar bukan layaknya pemain profesional yang menjunjung tinggi sportivitas. Bisa dibilang Irfan tidak dewasa dan tidak mau menerima kekalahan bahwa timnya hanya runner up musim ini,” kata Rahmad.
Ia kemudian mengungkapkan fakta bahwa pada kompetisi musim ini Bali United tidak pernah menang melawan Bhayangkara FC. "Di kandang Bali kami bahkan menang 3-1. Sedangkan di kandang kami, stadion patriot kami menang 3-2. Lalu di mana unggulnya Bali dari kami musim ini?” papar Rahmad.
Rahmad berharap, polemik tentang juaranya Bhayangkara FC diakhiri. Sebab, muara kompetisi adalah membangun tim nasional. “Ini tidak, Irfan justru (berkoar-koar) di media. Kami sangat prihatin dengan pernyataan Irfan Bachdim usai tim kami Bhayangkara FC juara. Menurut kami, Irfan harus legowo dan ternyata itu belum dilakukannya, dan justru mengumbar statemen ataupun perkataan negatif di media,” katanya.
Kontroversi pada Liga 1 penghujung musim ini terjadi usai Bhayangkara FC, yang akhirnya ditetapkan sebagai juara, mendapatkan tambahan dua poin dari PSSI pada pengujung musim, tepatnya saat liga menyisakan dua pertandingan. Akibat dua poin tersebut, Bhayangkara menjadi juara lewat keunggulan head to head meskipun memiliki poin sama dengan Bali United.