Rabu 15 Nov 2017 04:40 WIB

Pendukung Kabau Sirah akan Tetap Setia

Pemain Semen Padang FC tak kuasa meluapkan kesedihannya setelah timnya dipastikan terdegradasi ke Liga 2 tahun 2018 nanti.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Pemain Semen Padang FC tak kuasa meluapkan kesedihannya setelah timnya dipastikan terdegradasi ke Liga 2 tahun 2018 nanti.

Oleh Sapto Andika Candra

Wartawan Republika

Stadion GOR Agus Salim pada Ahad (12/11) lalu kembali memerah. Tribun utara dan selatan stadion sudah meriuhkan yel-yel dukungan bagi Tim Kabau Sirah sejak setengah jam sebelum pertandingan dimulai. 

Meski ada harga khusus yang diberikan manajemen bagi pendukung yang hadir dengan kostum merah, animo yang ada menunjukkan motivasi pendukung tak sekadar lantaran harga tiket yang murah. 

Lima belas menit menjelang peluit pertandingan dimulai, puluhan pendukung Semen Padang FC nekat memanjat dinding stadion untuk bisa bergabung dengan ribuan pendukung lainnya. Hujan yang mengguyur Kota Padang sore itu pun tak menyurutkan fans untuk mendukung tim pujaan.

Teriakan "Yo yo Kabau Sirah!" terus bersahutan dengan gaung "Semen Padang kebanggaan Ranah Minang!" Gelora semangat yang merambat dari pada pendukung terbukti ampuh menyalakan api permainan. 

Desakan nasib membuat seluruh pemain Semen Padang bermain menyerang pertahanan PS TNI sejak awal pertandingan. Semen Padang memang butuh kemenangan dalam laga pamungkas kali ini demi bertahan di Liga 1 pada 2018 mendatang. 

Dua gol pun berhasil dicetak sepanjang babak pertama permainan. Upaya yang dijalin Riko Simanjuntak, Vendry Mofu, Irsyad Maulana, dan Marcel Sacramento berhasil membuat repot pemain PS TNI. 

Hingga akhir babak pertama, meski Sansan Fauzi, M Abduh Lestaluhu, dan Soonhak Hong tampak berupaya menyerang balik, namun kedudukan 2-0 tetap bertahap atas Semen Padang. Kemenangan sementara atas PS TNI sontak semakin meyakinkan pendukung bahwa ancaman degradasi tak akan terjadi. 

Di waktu yang sama, di Stadion Jalak Harupat Bandung, pesaing ketat Semen Padang yakni Perseru Serui juga masih tertahan 0-0 dengan Persib Bandung. Kondisi ini melegakan para pendukung yang memerahkan Stadion GOR H Agus Salim.

Babak kedua berjalan, kedua tim semakin agresif dalam menyerang. PS TNI pun berusaha sekuat tenaga membalikkan keadaan. Yel-yel pendukung Kabau Sirah masih kencang terdengar. "Yo yo Kabau Sirah!" masih terus diteriakkan para pendukung. 

Namun, memasuki menit ke-70, teriakan yel para pendukung menyurut. Semangat itu sempat mengendur saat tersiar kabar bahwa Perseru Serui berhasil mencetak gol atas Persib Bandung. 

Skor 1-0 untuk tim pesaing Semen Padang itu. Di atas tribun penonton, tampak sejumlah pendukung serius melihat gawai ponsel masing-masing. Keriuhan mulai memelan seiring dengan kecemasan atas perolehan skor akhir bila Perseru Serui berhasil menundukkan Persib Bandung.

Fenomena ini kemudian menyulut ide sejumlah pendukung untuk meneriakkan "Yo Ayo Persib!" Teriakan yel dukungan untuk Persib Bandung sempat terdengar di Stadion GOR H Agus Salim, justru saat pertandingan antara Semen Padang dan PS TNI. 

Selang sebelas menit kemudian, gol kedua bagi Perseru Serui kembali tercipta. Persib Bandung semakin tertinggal. Konsekuensinya, skor bagi Semen Padang juga semakin mengekor di bawah Perseru Serui.

Namun pendukung Semen Padang tak mau terbawa emosi yang menjalar dari Bandung. Dukungan bagi Kabau Sirah kembali diteriakkan lantang. 

Meski begitu, rona kecemasan berbalut panik tak bisa disembunyikan oleh para pendukung dan manajemen Semen Padang di pinggir lapangan. Menit-menit terakhir, angka di Stadion GOR H Agus Salim dan Stadion Jalak Harupat tak berubah, sama-sama 2-0. 

Masing-masing kemenangan diraih oleh rival kuat: Semen Padang dan Perseru Serui. Hanya saja, nasib keduanya sangat berbeda tahun depan. Perseru Serui berhasil bertahan di Liga 1 dan Semen Padang harus menerima nasib turun kasta ke Liga 2.

Saat peluit pertandingan berakhirnya pertandingan berbunyi, beberapa pendukung tampak berupaya masuk ke tengah lapangan. Yang berhasil masuk, berlarian ke pemain Semen Padang untuk memberikan dukungan. 

Suasana haru tak bisa disembunyikan di antara pelukan pemain, pendukung, pelatih, bahkan dengan lawan main saat itu. Isak tangis para pemain Semen Padang tak bisa dibendung, pun para fans yang harus rela timnya terdegradasi musim depan. "Kita tetap setia!" salah satu pendukung sempat meneriakkan kalimat tersebut dari atas tribun.

Yang paling emosional adalah Irsyad Maulana. Ia langsung terduduk dan tertunduk di bangku pemain. Manajer dan tim manajemen Semen Padang juga sama, semua tertekur dengan nasib. Menang di saat itu, namun 'kalah' dalam arti yang sebenarnya.

Sejumlah pemain PS TNI, seperti Abduh Lestaluhu sempat mengahmpiri Irsyad yang tak mampu membendung tangisnya. Namun tetap saja. Butuh waktu lama bagi seluruh pemain Semen Padang untuk mengontrol emosi.

Rico Simanjuntak juga dihampiri fisioterapis PS TNI, Matia Ibo. Matias yang sempat menjadi fisioterapis Semen Padang tentu terikat secara batin dengan Kabau Sirah meski tak lagi berjuang di satu tim.

Haru semakin haru saat seluruh pendukung berdiri dan tetap meneriakkan yel-yel dukungan bagi seluruh pemain Semen Padang saat masuk ke ruang ganti. Tak ada lemparan botol, tak ada makian. Yang ada di Ahad sore itu tetap lah dukungan dari pengemmar setia. Mereka bukan glory hunter atau pendukung musiman yang cintanya hanya muncul saat timnya jaya.

Teriakan "Kami tetap setia!" sore itu cukup membuktikan bahwa Semen Padang tak akan surut dukungan. Paceklik gelar boleh saja terjadi. Namun dukungan tetap subur tumbuh.

Usai pertandingan, Pelatih Kepala PS TNI Rudi mengapresiasi usaha keras tim Semen Padang yang terlihat gigih memenangkan pertandingan. Sementara itu, Pelatih Semen Padang Syafrianto Rusli menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh pendukung Semen Padang. 

Ia meminta maaf lantaran tak mampu mengantar timnya untuk bertahan di Liga 1. Menurutnya, permainan anak didiknya justru menunjukkan perbaikan. 

Kemenangan berhasil dipetik. Namun takdir tetap berkata lain. Hasil pertandingan di seberangan pulau mengantar Semen Padang terlempar dari Liga 1.

"Ini yang dapat kami lakukan dan telah berusaha untuk membuat tim ini menjadi lebih baik," katanya.

Salah satu pemain Semen Padang, Fridolin, mengaku timnya sudah bermain dengan baik dalam laga pamungkas ini. Hanya saja menurutnya, nasib degradasi yang harus dijalani Semen Padang merupakan akumulasi prestasi yang ditorehkan Kabau Sirah sepanjang Liga 1 tahun ini. 

"Permain tadi sudah sangat baik. Tapi...," kata Fridolin tanpa merampungkan kalimatnya.

Hingga akhir musim Liga 1 ini, Semen Padang berada di peringkat ke-16 klasemen dengan mengumpulkan 35 poin dan terdegradasi ke Liga 2 musim mendatang. Perseru Serui berada satu strip di atas Semen Padang dengan mengumpulkan 36 poin dari 34 pertandingan.

Ada satu pesan yang disampaikan oleh Matias Ibo usai pertandingan. Ikatan emosi yang sempat terjalin dengan Semen Padang ternyata tak bisa menghapus dukungannya kepada Kabau Sirah. 

Ia mengaku sedih dengan degradasi yang harus dijalani oleh Semen Padang ke Liga 2. "Itu sesuatu yang tak pernah bisa dibayangkan," katanya.

Namun ada satu hal yang ia junjung, yakni sportivitas pada pendukung tim. Memang, meski kenyataan pahit harus ditelan pendukung Semen Padang, sore itu tak ada aksi rusuh, lemparan botol, atau ribut-ribut lainnya yang tak diinginkan. 

Yang ada justru seluruh pendukung ikut mengantar pemain Semen Padang keluar dari stadion dan naik bus meninggalkan tempat pertandingan. "Ini sangat menunjukkan sikap ksatria, dewasa dan supportifnya supporter Semen Padang," katanya.

Huda Putra, salah satu pendukung Semen Padang, mengaku sedih dengan hasil yang harus dialami tim kebanggaannya. Namun ia meyakini nasib baik akan kembali menghampiri Kabau Sirah. 

Baginya, dukungan tak hanya diberikan saat Semen Padang berjaya. Justru di saat kondisi seperti ini lah, menurutnya, kesetiaan pendukung diuji. "Pendukung setia adalah yang mendukung timnya saat berjaya atau terpuruk," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement