Ahad 19 Nov 2017 17:56 WIB

Moratti: Penjualan Inter Berbeda dengan AC Milan

Rep: Lintar Satria Zulfikar / Red: Ratna Puspita
Massimo Moratti dan Erick Thohir
Foto: Inter
Massimo Moratti dan Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Massimo Moratti baru-baru ini mengeluarkan pernyataan agar publik tidak membandingkan penjualan saham Inter dengan AC Milan. Menurut Moratti, sama sekali tidak ada kesamaan proses penjualan sahamnya kepada Erick Thohir dengan penjualan saham AC Milan.

“Benar-benar tidak ada kesamaan antara penjualan saham saya kepada Erick Thohir dan penjualan saham AC Milan, keduanya memiliki karakter yang berbeda,” ujar Moratti melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (19/11).

Moratti yang pada akhir 2015 menjual saham miliknya kepada Erick Thohir. Penjualan itu melewati proses peralihan yang sangat transparan dan berlangsung beberapa bulan saja. 

Proses tersebut menyisakan 30 persen saham Inter kepada Moratti dan 70 persen menjadi milik Erick. Penjualan ini sekaligus mengangkat Erick sebagai presiden klub asing pertama di Italia hingga saat ini.

Sebelum pengumuman peralihan saham tersebut, Erick telah mengajukan rencana bisnis lima tahun. Pertama, Erick ingin membangun tim yang kompetitif namun tetap menghargai Financial Fair Play dengan target lolos kualifikasi Liga Champion dalam lima tahun. 

Erick juga membangun manajemen profesional di Inter, yang terdiri dari orang-orang terbaik di bidangnya, baik dari dalam maupun luar Italia. 

Ketiga, Erick mendapatkan penghasilan  dari luar Italia karena Inter merupakan salah satu klub Eropa dengan merek ternama di dunia. Tercatat lebih dari 190 juta penggemar Inter di Asia, fanbase terbesar berasal dari Cina dan Indonesia.

Erick juga meningkatkan infrastruktur klub. Peningkatan ini berupa perbaikan pusat pelatihan tim, baik untuk tim inti maupun primavera, serta kemungkinannya mengambil alih dan merenovasi Giuseppe Meazza. 

Terakhir, Erick mencari rekan bisnis potensial yang bisa meningkatkan kinerja klub. Hal ini pun sudah dijalankan oleh Erick Thohir pada pertengahan 2016. 

Ketika itu, Inter mengumumkan penjualan saham Thohir kepada Suning Group yang dimiliki oleh Zhang Jindong. "Sebuah klub sebesar Inter membutuhkan rekan bisnis seperti Suning untuk memperkuat strategi bisnis global yang sudah direncanakan," kata Erick, yang juga pemilik PT Republika Media Mandiri selaku penerbit Harian Republika dan Republika Online.

Suning merupakan grup retail terbesar di Cina, yang diyakini bisa membawa Inter kembali berprestasi di Serie A, dengan bisnis yang bisa bersinergi dengan Inter yaitu pada penjualan merchandise, lisensi dan konten. Saat ini, Suning memiliki 68 persen saham Inter dan Erick sebesar 32 persen. 

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement