REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) belum memiliki kandidat pengganti Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U-19. Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan, federasi mengagendakan masa pencarian pengganti setelah kontrak kepelatihan Indra pungkas pada Desember 2017.
"Belum ada sama sekali," ujar Ratu di kantor PSSI pada Rabu (22/11).
Menengok rencana, kata Ratu, masa pencarian sosok pengganti Indra baru akan dilakukan pada awal bulan mendatang. Ia memastikan sebelum 13 Desember 2017, Komite Eksekutif (Exco) PSSI akan menginventaris sejumlah calon pelatih yang pantas membesut timnas U-19.
Meski belum punya sosok pengganti, Ratu mengatakan PSSI punya kriteria umum calon pembesut U-19. Menurut dia, terbuka peluang bagi pelatih lokal maupun asing. Tetapi paling penting, federasi menghendaki pelatih skuat Garuda Muda mendatang punya sinergisitas dengan program usia muda di PSSI.
Ratu menerangkan, PSSI punya program prioritas peningkatan sepak bola Indonesia. Salah satunya berjudul filosofi sepak bola Indonesia atau disebut filanesia.
Dalam program itu, para pelatih skuat madya dan junior sebetulnya tak dituntut untuk meraih gelar juara atau sejenisnya. Melainkan, kata Ratu, para pelatih skuat muda tersebut hanya sebagai tulang punggung pencari bakat pemain.
Para skuat muda, dijelaskan Ratu, seharusnya cukup sebagai lumbung pemain bagi timnas senior. Pola pelatihan dalam filanesia tersebut, pun dijelaskan Ratu harus sesuai dengan kebutuhan pemain dan strategi timnas senior. "Pelatih (timnas U-19) tidak boleh keluar dari konsep filanesia ini," ujar dia.
Ratu menambahkan, bukan hanya bagi pelatih timnas U-19, pola serupa juga diterapkan di skuat kepelatihan U-16 yang sekarang ini masih dibesut pelatih Fakhri Husaini. "Pelatih U-19 ini juga mengajarkan kepada tim kepelatihan adiknya (timnas U-16)," ujar dia.
PSSI pada Selasa (21/11) resmi mengumumkan tak lagi memakai jasa Indra di timnas U-19. Kontrak Indra memang pungkas pada Desember 2017. Namun federasi memastikan tak memperpanjang kontrak kepelatihannya dengan sejumlah alasan.
Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi kepada Republika.co.id, Selasa (7/11) membeberkan alasan mencopot Indra. Kata dia, Indra telah gagal mencapai sejumlah target.
Sejumlah kegagalan itu, diterangkan Edy, terjadi saat Piala AFF U-18 2017 di Myanmar, September lalu. PSSI meminta Indra membawa Egy Maulana Vikri dan rekan-rekannya meraih gelar juara. Tetapi Indra hanya mampu mengantarkan skuatnya ke peringkat ketiga. Prestasi itu tampak menurun bagi Indra. Sebab pada Piala AFF U-18 2013 di Indonesia, Indra mampu membawa skuat Garuda Muda meraih gelar juara.
Kegagalan lainnya, kata Edy, adalah hasil kualifikasi Piala Asia U-19 2018 di Korea Selatan pada awal November 2017. Indonesia U-19 dari gelaran tersebut hanya mampu berada di peringkat ketiga pada klasemen akhir Grup F setelah kalah telak 0-4 dari skuat muda tuan rumah dan 1-4 dari timnas Malaysia U-19. Namun Garuda Muda menang telak 5-0 dari Brunei Darussalam dan 5-0 dari Timor Leste.