Rabu 22 Nov 2017 19:56 WIB

Politeknik Olahraga Indonesia Resmi Didirikan

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Pengunjung yang datang ke Jakabaring Sport City (JSC) yang akan menjadi tempat pelaksanaan Asian Games XVIII – 2018, Jakarta – Palembang selalu akan memilih spot countdown sebagai tempat berfoto atau swafoto untuk mengukir kenangan.
Foto: Republika/Maspril Aries
Pengunjung yang datang ke Jakabaring Sport City (JSC) yang akan menjadi tempat pelaksanaan Asian Games XVIII – 2018, Jakarta – Palembang selalu akan memilih spot countdown sebagai tempat berfoto atau swafoto untuk mengukir kenangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politeknik Olah Raga Indonesia (POI) di Palembang, Sumatra Selatan, telah diresmikan pada Selasa (21/11). Peresmian POI ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Sumatra Selatan Alex Nurdin bersama Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta.

Pada peresmian tersebut, Raden Isnanta langsung memberikan kuliah umum perdana di Gedung Griya Agung, Rumah Dinas Gubernur Sumatra Selatan, dengan diikuti sebanyak 90 mahasiswa angkatan pertama 2017/2018. Usai memberi kuliah perdana, Raden Isnanta didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Kemenpora Samsudin menggelar jumpa pers.

Menurut Isnanta, pemerintah mendirikan POI ini bukan semata-sama untuk mencetak sarjana olah raga tapi punya tujuan jauh lebih besar dalam menghadapi kebutuhan global persaingan olah raga yang sangat kompetitif.

"Untuk bisa bersaing dan punya daya saing harus punya keilmuan olah raga yang berbasis konsep ke depan. Konsep ke depan itu tantangan bahwa olahraga sudah menjadi industri. Kalau sudah jadi industri berarti kita harus punya daya saing," ujar Isnanta dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (22/11).

Menurut Isnanta, untuk meningkatkan prestasi olah raga Indonesia maka kepelatihan harus lebih dominan. Indonesia juga bisa mencetak SDM yang memiliki kompetensi dalam hal ketrampilan teknik. "Dan ini sudah harus dipersiapkan dari sekarang."

Bukan berarti, lanjut Isnanta, fakultas yang sudah ada dikesampingkan, seperti pendidikan jasmani, ilmu keolahragaan, dan lainnya karena semia punya segmen yang berbeda. Fakultas olah raga dengan branding pendidikan jasmani berarti mahasiswa dicetak untuk menjadi guru pendidikan jasmani di sekolah dan juga olah raga nonprestasi. "Di fakultas lain juga ada ilmu kepelatihan, di POI juga ilmu kepelatihan, yang membedakan di politeknik ini lebih ke lapangan tapi keilmuan juga dikuatkan," ujarnya.

Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Kemenpora Samsudin menyampaikan, di angkatan pertama, POI menerima 90 mahasiswa yang terdiri dari 30 mahasiswa di Program Studi Menajemen Industri Olahraga (D4), 30 mahasiswa di Kepelatihan Olahraga (D4) dan 30 mahasiswa di Analisis Performa Olahraga (D4).

Untuk tahun pertama penerima mahasiswa tahun ajaran 2017/2018 semua biaya perkuliahan ditanggung Kemenpora. Untuk angkatan kedua dan angkatan ketiga penerimaan mahasiswa baru untuk tiap tahunnya juga ditanggung Kemenpora, sedangkan di tahun keempat biaya kuliah akan dipertimbangkan untuk dibagi dua oleh orang tua mahasiswa.

Pembangunan dan pengelolaan POI yang dibangun di kompleks Jakabaring Sport City (JSC) Palembang ini merupakan kerja sama antara Kemenpora dengan Pemprov Sumsel. "Dengan adanya POI ini, tentu olah raga di Indonesia akan semakin maju," jelas Samsudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement