REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Jantung para Smeck dan Kampak pendukung PSMS Medan berdetak kencang ketika laga semifinal kedua Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (25/11) masih berakhir 0-0 selama 90 menit. Lawan mereka PSIS Semarang begitu sulit ditaklukkan karena juga didukung oleh ribuan Panzer Mania dari Jawa Tengah.
Drama itu ternyata berakhir bahagia untuk Kampak dan Smeck yang jauh-jauh datang dari Sumatra Utara. Mereka bersuka cita ketika Choirul Hidayat mampu menaklukkan kiper Laska Mahesa Jenar di menit 114. Gol itu bermula dari aksi Frets Listianto melepaskan sepakan keras ke arah gawang. Bola mampu diblok sektor pertahanan PSIS. Tapi Hidayat yang sudah berada diposisi tepat menyambar bola muntah dan bola masuk ke gawang PSIS.
Gol telat Hidayat ini membuat muka ketat penggemar Ayam Kinantan berubah menjadi bahagia. Karena gol itu membuka harapan PSMS kembali berlaga di Liga 1 musim depan.
Ternyata pesta yang disuguhkan anak-anak asuh Djadjang Nurdjaman tak sampai di situ. Bingang PSMS Dimas Drajat kembali membungkam PSIS dua menit jelang waktu tambahan berakhir. Jadinya PSMS menang dengan skor meyakinkan 2-0 untuk memastikan tiket promosi ke Liga 1 musim depan.
"Saya bersyukur kepada Allah SWT bahwa akhirnya PSMS kembali ke Liga 1. Promosi lebih penting karena kami kembali ke kompetisi utama," kata pelatih PSMS Djadjang Nurdjaman.
Kini Ayam Kinantan siap menantang Persebaya Surabaya yang beberapa jam sebelumnya di stadion yang sama juga menang atas Martapura. Bajul Ijo juga memenangkan semifinal melawan Martapura dengan skor 3-1 di waktu normal.
Perjuangan Bajul Ijo ke final tidak terlalu berat. Klub kesayangan Bonek Mania ini sudah unggul 2-0 sejak babak pertama. Martapura sempat memperkecil keadaanmenjadi 2-1 di menit 55. Tapi Persebaya menjauh lagi tiga menit kemudian lewat tandukan Rishadi.
Bonek pun berpesta. Tim yang sempat lama terpuruk karena konflik internal ini akhirnya kembali ke kompetisi utama. Tapi Persebaya menolak pesta lebih dulu untuk tiket promosi.
Irfan Jaya dan kawan-kawan masih haus pembuktian. Kini mereka bertekad untuk memenangkan laga pamungkas di final. Artinya Persebaya berambisi untuk merengkuh gelar juara Liga 2 agar promosi mereka terasa lebih sempurna. "Kami belum puas hanya dengan promosi. Kami ingin juara," kata pemain Persebaya Fandri Imbiri.
Kembalinya dua tim berwarna hijau ini tak hanya disambut suporter kedua tim. Tapi boleh jadi oleh semua pecinta sepak bola Indonesia. PSMS dan Persebaya bukanlah tim baru di kancah sepak bola Indonesia. Keduanya sudah eksis dan menjadi tim papan atas sejak era perserikatan.
Era keemasan PSMS sudah tertera sejak tahun 70-an. Tim ini menjuarai Liga Perserikatan sebanyak lima kali yakni pada 1967, 1971, 1975, 1983, dan 1985. Di era Liga Super, prestasi terbaik Ayam Kinantan adalah runnerup pada 2007.