REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kall menyatakan, jika kita tidak menggelar Asian Games 1962 silam, mungkin Indonesia tidak akan memiliki stadion megah di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta. Hal ini diungkapkan Kalla saat memberi sambutan di acara penandatanganan kerja sama sponsorship Asian Games 2018, Rabu (5/12) di Kantor Wapres Jakarta.
Kalla yang juga Ketua Dewan Pembina Inasgoc mengungkapkan selain Kawasan GBK, yang kini menjadi ikon olah raga Indonesia, televisi juga hadir di Indonesia karena ingin menyiarkan Asian Games 1962.
"Asian Games jadi begitu penting bagi kita, dibanding Thailand dan Cina yang sudah menggelar Asian Games tiga kali, Indonesia baru sekali. Padahal setiap ada pelaksanaan multievent olah raga akan memberi dampak pada pembangunan, baik itu infrastruktur maupun pembangunan ekonomi masyarakat," jelas Kalla.
Asian Games kali ini juga memaksa Indonesia untuk membangun infrastruktur dan melakukan renovasi venue di Jakarta dan Palembang. "Kami alokasikan anggaran sebesar Rp 10 triliun untuk renovasi venue di Jakarta dan Palembang,"
Selain pembagunan fisik sarana dan infrastruktur, Asian Games juga menjadi branding bagi Indonesia di mata dunia. "Saya sangat senang dengan partisipasi perusahaan swasta nasional Indonesia. Karena nanti saat siaran televisi, produk nasional Indonesia akan disaksikan 4 miliar orang melalui berbagai stasiun televisi," ucapnya.
Sebagai contoh, lanjut Kalla, Cina berencana akan menyiarkan Asian Games 2018 selama 12 jam sehari selama dua pekan. Demikian pula televisi Jepang, apalagi televisi nasional. "Dengan demikian produk nasional Indonesia nanti akan lebih dikenal dunia internasional," kata dia.
Sembilan perusahaan swasta yang baru saja mendukung Asian Games 2018 adalah Grab, Astra, Samsung, Sinarmas, Alfamart, Danone Aqua, Pocari plus Soyjoy, Indofood, dan SsyangYong.