Jumat 15 Dec 2017 10:16 WIB

Edy Rahmayadi Jengkel Pemain Timnas Berkarier di Luar Negeri

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyampaikan sambutan ketika pelepasan Timnas U-22 di Jakarta, Kamis (10/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyampaikan sambutan ketika pelepasan Timnas U-22 di Jakarta, Kamis (10/8).

Oleh Bambang Noroyono

Wartawan Republika

Sejumlah pemain dari Liga 1 2017 memilih hengkang ke liga luar negeri. Sebagian di antaranya adalah para penggawa timnas Garuda Indonesia. Para pemain tersebut, memilih melanjutkan karier profesionalnya di Liga Malaysia dan Thailand.

Bukan malah bangga. Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi merasa kecewa dengan keputusan hengkang para penggawa asuhan pelatih Luis Milla Aspas tersebut. 

“Saya jengkel,” kata Edy kepada Republika, Kamis (14/12). 

Edy mengungkapkan kekecewaannya itu lantaran para pemain yang hijrah itu adalah penggawa timnas Garuda. Edy menilai, para pemain itu melunturkan semangat perbaikan kompetisi dan sepak bola di dalam negeri yang dikampanyekan setahun ini. 

Jenderal bintang tiga itu juga tak ingin kiprah luar negeri para pemain itu mengganggu jadwal dan program kepelatihan timnas Garuda yang sudah disusun. Apalagi, rencana program timnas tersebut sengaja disiapkan demi meraih target semifinal Asian Games yang akan digelar Agustus 2018 mendatang.

Kekesalan Edy pun memuncak karena para pemain tersebut sebelum hengkang ke liga luar tak pamit kepada PSSI. “Etikanya saja mereka sudah salah. Saya ini kan bapaknya PSSI. Dimana-mana, anak itu kalau mau pergi kan seharusnya pamit sama bapaknya. Kan gak benar (etika) mereka seperti itu,” ujar Edy. 

Namun, Edy meyakini, kepergian para pemain tersebut lantaran ulah para agen-agen pemain yang tak paham dengan kepentingan timnas. 

Usai Liga 1 2017, memang ada sejumlah pemain dari beberapa klub utama Indonesia yang hijrah ke Liga Malaysia dan Thailand. Para pemain itu, di antaranya duo Bhayangkara FC Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn. 

Kedua pemain itu memilih ikat kontrak dengan Selangor FA. Satu lagi pemain Persija Jakarta Ryuji Utomo yang memilih Liga 2 Thailand bersama PTT Rayong.

Ketiga pemain itu selama ini memang menjadi andalan pelatih Luis Milla di timnas Garuda. Evan dan Ilham merupakan pemain utama. Ryuji dalam beberapa laga timnas sebagai pemain lapis kedua alias cadangan. 

Sebetulnya selain ketiga pemain itu, ada juga pemain timnas yang merumput di liga luar. Misalnya, Ezra Walian yang kini merumput di Liga Belanda bersama Almere City. 

Tetapi, Edy tak mempersoalkan nama yang terakhir. Edy pun terpaksa memanggil para pemain timnas yang merumput di Malaysia dan Thailand tersebut. 

Pemanggilan itu, sudah dilakukan pada Selasa (12/12). Bersama kepengurusan PSSI lainnya, Edy mengajak para pemain tersebut berkomunikasi dengan terkait konsistensi mereka memperkuat sepak bola Indonesia.

Pertemuan tersebut berlangsung di Makostrad. Selain Evan, Ilham, dan Ryuji, ada juga pemain timnas senior, Andik Vermansyah yang ikut dipanggil. Andik selama ini juga bermain di Malaysia. 

Ada juga Gavin Kwan Adsit dan Kartika Aji dalam pertemuan tersebut. Gavin dan Aji musim depan memastikan tetap bertahan di Liga Indonesia.

Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria mengungkapkan, pertemuan tersebut sebetulnya tak terkait dengan kekecewaan Edy atas pilihan sejumlah pemain timnas yang ingin berkiprah di luar negeri. Ia menjelaskan, pertemuan tersebut hanya ingin memastikan karier sepak bola luar negeri para pemain selaras dengan program timnas menjelang Asian Games.

Walakin, Edy mengaku pertemuan tersebut sebetulnya bujukan darinya sebagai bapak sepak bola saat ini agar para pemain membatalkan kontrak mereka dengan klub Malaysia dan Thailand. 

“Yang lalu-lalu saya kan gak pernah ributin hak pemain untuk bermain di mana saja. Tapi saat ini ada kepentingan bangsa yang lebih penting dari sekadar kontrak,” kata Edy menyambung. 

Edy mengatakan, sebetulnya bukan cuma dirinya yang tak setuju dengan pilihan karier luar negeri para pemain timnas tersebut. Pelatih Milla, Edy mengklaim, mengaku cemas. 

Sebab, dia menuturkan, pelatih Milla tak ingin mencari dan merekrut pemain lagi yang akan dipersiapkan untuk program pelatihan menjelang Asian Games mendatang. Edy menceritakan tentang keluhan Milla tersebut. 

“Kalau itu memang kehendak pemain, itu kita (PSSI dan pelatih) juga tak bisa memaksa. Tatapi saya (Milla) terpaksa mencoret mereka. Karena saya tak bisa lagi menyatukan pemain yang baru dengan pemain-pemain yang selama ini ada,” ujar Edy menirukan ungkapan Milla.

Namun cerita Edy tentang kecemasan Milla tersebut tampak berbeda dari apresiasi yang pernah terucap. Akhir pekan lalu, usai gelaran Piala Solidaritas Aceh 2017, Milla dalam rilis resmi PSSI melontarkan pernyataan berbeda terkait sejumlah penggawa timnas yang merumput di Liga Malaysia dan Thailand.

Ketika itu, Milla malah memuji. “Tiga pemain saya akan main di luar negeri (Malaysia dan Thailand), buat saya itu penghargaan buat mereka. Karena semua pemain yang keluar dari engeranya itu akan banyak keuntungan. Mereka akan lebih dewasa. Karena mereka akan mendapatkan sudut pandang yang baru,” kata Milla.

Meski demikian, apapun kekecewaan Edy dan simpang siur pujian dan kecemasan Milla terkait para pemain tersebut, sang ketua umum PSSI sebetulnya hanya ingin memastikan kepentingan timnas Garuda di atas segalanya. Sebagai ketua umum federasi nasional, Edy tentunya tak ingin target Asian Games gagal tercapai. 

Itu sebabnya Edy menghendaki agar para pemain timnas fokus di Liga Indonesia demi kemudahan proses latihan menjelang Asian Games. Edy tak ingin para pemain tersebut tak bisa menjalanakan proses latihan timnas karena tak ada jaminan klub dapat memberikan izin.

Jangankan dengan klub-klub di luar negeri. Milla pun pernah kecewa dengan Persija lantaran tak memberikan izin latihan timnas kepada salah satu pemainnya, Rezaldi Hehanusa. Kala itu,Macan Kemayoran harus melakoni laga tandang melawan Persela Lamongan saat pertengahan Liga 1 2017.

Pelatih timnas Garuda 2016, Alfred Riedl pun pernah kelabakan mencari pemain pengganti Andik Vermansyah saat Piala AFF 2016. Itu karena jadwal kompetisi Liga Malaysia yang tak sesuai dengan jadwal latihan dan rencana tanding timnas Garuda. 

Apalagi, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) tak punya regulasi untuk menghukum kesebelasan yang melarang pemainnya pulang memperkuat timnas selama pertandingan di luar FIFA A Match. 

Sementara Milla sudah mempersiapkan para pemainnya agar mengiktui semua rangkaian pelatihan dan uji tanding menuju Asian Games. Milla pun tentunya tak ingin para penggawa yang sudah disiapkan selama setahun ini malah mendapat penolakan dari klubnya masing-masing. 

Itu mengingat, Asian Games tak masuk dalam kalender FIFA A Match. Hal itu membuka peluang bagi klub-klub di Malaysia dan Thailand tak membiarkan para penggawa Garuda pulang memperkuat timnas Merah Putih.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement