Sabtu 16 Dec 2017 07:58 WIB

Erick: Stadion GBK untuk Pembukaan dan Penutupan Asian Games

Rep: Fitrianto/ Red: Elba Damhuri
Ketua INASGOC Erick Thohir saat memberikan pemaparan pada
Foto: Humas Inasgoc
Ketua INASGOC Erick Thohir saat memberikan pemaparan pada

REPUBLIKA.CO.ID, Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), warisan Asian Games IV di tahun 1962, kembali menjadi ikon pada perhelatan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Bahkan, dengan sentuhan teknologi dan modernisasi di banyak bagian seperti tempat duduk single seat berjumlah 78 ribu, vip box, scoring board yang multimedia, sound system canggih, dan lampu LED berjumlah 610 set, landmark kota Jakarta itu akan menjadi lokasi acara pembukaan dan penutupan Asian Games.

Berikut wawancara dengan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir terkait penggunaan Stadion Utama GBK dalam ajang Asian Games 2018.

Bagaimana kondisi terkini Stadion Utama GBK?

Dari peninjauan terakhir bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, sudah mencapai 95 persen. Tinggal penataan wilayahnya saja yang tengah dibenahi.

Pembaruan yang dilakukan di GBK sangat banyak. Kursi stadion, yang single seat kini mencapai 78 ribu tempat duduk, lalu ruangan vip box yang diperbanyak. Lalu scoring board yang sudah multimedia sehingga bisa menampilkan gambar bergerak, dan lain-lain. Sistem penyiraman rumput yang bagus dan menggunakan rumput khusus berjenis Zoysia Matrella.

Bisa dijelaskan teknologi terkini yang ada di Stadion Utama GBk?

Teknologi terkini mencakup banyak hal. Siatem pencahayaan stadion, menggunakan LED standar tertinggi yang diakui federasi sepakbola dunia (FIFA) dan federasi atletik internasional (IAAF) dengan titik lampu sebanyak 610 set yang terkoneksi dengan tata suara, sehingga pergerakan lampu bisa seirama dengan musik.

Dahulu pencahayaan memakai teknologi metal halide, yang butuh 15 menit untuk pemanasan sebelum nyala. Sekarang dengan LED bisa difungsikan sebagai interactive dynamic lighting. Dengan LED lighting system, konsumsi listriknya lebih hemat hingga 50 persen dari konvensional dan kualitas pencahayaan tiga kali lebih baik.

Penggunaan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan, juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber listriknya. Panel surya dengan kapasitas 420 KWP yang mampu menghasilkan rata-rata 1.470 KWH/hari dengan umur teknis, minimum 25 tahun.

Mengapa dengan kecanggihan ini Stadion Utama hanya digunakan untuk acara pembukaan dan penutupan saja?

Upacara pembukaan dan penutupan merupakan acara yang sangat penting untuk Asian Games, karena ini akan disaksikan secara live di banyak media di seluruh Asia. Ini sangat bagus untuk mempromosikan Indonesia. Apalagi dengan sejarah Asian Games tahun 1962 yang menempel pada stadion itu, sangat pantas jika pesta pembukaan dan penutupan digelar di sana.

Cabang atletik juga direncanakan dipertandingkan di sana karena dalam pandangan lembaga olahraga dunia, baik itu IOC ataupun OCA, atletik perlu stadion yang besar untuk melibatkan 45 nomor pertandingan. Karena dalam hal ini ada jeda waktu untuk persiapan opening dan closing sehingga diperlukan karena perlu beberapa hari dalam mempersiapkan panggung, peralatan siaran, lampu dan melibatkan ribuan performers yang akan beratraksi. Ini tentu memerlukan tempat latihan dari mulai awal tahun 2018.

Bagaimana dengan sepak bola? Di mana sepak bola akan dipertandingkan?

Panitia Asian Games bersama PSSI menyiapkan lima stadion di Jakarta suburb, yakni di sekitar Cibinong, Bekasi, dan Bandung. Satu di Stadion Pakansari Cibinong dan lainnya di Stadion Patriot dan Wibawa Mukti di Bekasi. Stadion lainnya, Stadion Jalak Harupat dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api, di Bandung, Jawa Barat.

Saat test event pertandingan sepak bola akan dilangsungkan di mana?

Stadion Pakansari Cibinong, Patriot dan Wibawa Mukti Bekasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement