Senin 18 Dec 2017 06:47 WIB

Dua Bulan Perenungan, Kaka Putuskan Gantung Sepatu

Rep: Gilang Akbar Prambadi / Red: Ratna Puspita
Kaka ketika melakukan selebrasi setelah mencetak gol untuk AC Milan pada pertandingan kontra Palermo, 26 April 2009.
Foto: EPA-EFE/DANIEL DAL ZENNARO
Kaka ketika melakukan selebrasi setelah mencetak gol untuk AC Milan pada pertandingan kontra Palermo, 26 April 2009.

REPUBLIKA.CO.ID, ORLANDO -- Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang dikenal dunia dengan nama Kaka memutuskan gantung sepatu. Kaka mengambil keputusan ini setelah dua bulan perenungan terkait masa depannya usai tak memperpanjang kontraknya dengan klub Liga Amerika Serikat (MLS) Orlando City. 

Sosok asal Brasil berusia 35 tahun ini mengumumkan keputusan pensiunnya via akun twitter resmi @KAKA pada Senin (18/12) dini hari WIB. "Ini semua (karier) begitu sangat banyak (yang saya dapatkan) daripada yang (pernah) saya bayangkan. Terima kasih, kini saatnya menjajal petualangan baru," kata Kaka, dikutip Senin.

Kaka menyatakan tidak akan memperpanjang kontrak bersama Orlando pada medio Oktober silam. Namun, ketika itu, Kaka tidak menjelaskan rencana masa depannya, apakah dia masih akan bermain atau mengakhiri kariernya di lapangan hijau. 

Kaka menyatakan dia ingin menikmati liburan dengan berkeliling Eropa sebelum membuat keputusan. Pada masa liburan, Kaka sempat menyambangi markas Milan dan mendapatkan tawaran untuk bekerja dengan klub yang membesarkan namanya tersebut. 

Pengumuman pensiun ini langsung menyebar ke seluruh dunia. Tak sedikit yang menyayangkan keputusan Kaka untuk pergi dari lapangan hijau di usia yang masih bisa merumput untuk setidaknya satu atau dua tahun lagi.

Kaka mulai masyhur dikenal orang saat jadi anggota skuat timnas Brasil ketika menjuarai Piala Dunia 2002. Namanya kian melambung saat hijrah ke AC Milan pada 2003.

Di sana, Kaka sukses jadi fantasista dalam permainan Rossoneri yang dilatih Carlo Ancelotti. Prestasinya saat itu adalah meraih satu scudetto, satu super coppa, satu trofi Liga Champions, satu Piala Super Eropa, dan satu gelar juara Piala Dunia Antarklub.

Kecemerlangannya membuat Kaka meraih pengghargaan pemain terbaik dunia versi FIFA dan Ballon d'Or tahun 2007. Hingga saat ini, Kaka adalah satu-satunya sosok yang bisa meraih gelar tersebut ketika bersanding dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai nomine.

Jebolan akademi Sao Paulo ini lalu pindah ke Real Madrid pada 2009. Di Santiago Bernabeu, Kaka meraih satu trofi La Liga dan satu Copa Del Rey. Setelah itu, Kaka seperti kehilangan sentuhan magisnya. 

Peraih trofi Piala Konfederasi 2005 dan 2009 bersama Brasil ini lalu sempat kembali ke Milan pada 2013. Namun, Kaka tak mampu mengulang kejayaan di sana sehingga pergi setahun kemudian ke Orlando hingga akhirnya memutuskan tidak memperpanjang kontrak. 

Kemampuannya sebagai gelandang serang perusak pertahanan lawan memang sudah memudar ketika memasuki musim ketiganya di Madrid. Cedera jadi faktor utama terganggunya performa Kaka. 

Namun sampai saat ini, kehebatannya tak pernah dilupakan para pecinta sepak bola dunia. Kaka merupakan Trequartista terakhir yang paling sukses di era sepak bola modern.

 

Kaka (kanan) menyapa publik di Stadion San Siro pada laga antara AC Milan dan Austria Wina pada Grup D Liga Europa di Stadion San Siro, Milan, Italia, Jumat (24/11) dini hari WIB. Milan memenangi laga itu dengan skor 5-1. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement