Senin 08 Jan 2018 18:42 WIB

JK Minta Kemenpora Selesaikan Persoalan Anggaran Prestasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla meminta kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar persoalan administrasi yang berkaitan dengan anggaran prestasi atlet dapat diselesaikan pada pekan ini. Hal tersebut menyusul adanya ketidaksesuaian jumlah anggaran prestasi atlet yang diterima oleh cabang olahraga setelah ditentukan oleh Tim Verifikasi.

"Pak wakil presiden minta soal administrasi selesai minggu ini, pak CdM (Chef de Mission) juga memberi arahan kepada kita bahwa atlet harus segera pelatnas, itu artinya kita tidak lagi diribetkan soal administrasi lagi tapi langsung eksekusi anggaran," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (8/1).

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan teguran tertulis kepada Imam agar mengalokasikan dana minimal 70 persen dari anggaran yang tersedia untuk cabang olahraga dan maksimal 30 persen sisanya untuk kebutuhan lainnya. Pemerintah telah mengalokasikan Rp 735 miliar untuk mendorong prestasi atlet Asian Games maupun atlet Asian Para Games 2018.

Dari total anggaran tersebut, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah mengalokasikan kurang lebih Rp 514 miliar untuk prestasi atlet sedangkan selebihnya digunakan sebagai dana pendukung. Imam menjelaskan, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar cabang olahraga prioritas harus ada pengecualian, terutama untuk anggaran uji coba (try out) dan pemusatan latihan (training camp).

"Jadi training camp tidak hanya sebulan, dua bulan, kalau perlu berbulan-bulan di luar negeri, kemudian pulang ke Tanah Air untuk bertanding," kata Imam.

Asian Games 2018 akan menyelenggarakan 40 cabang olahraga. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan berpartisipasi di semua cabang olahraga yang dipertandingan. Dari cabor tersebut, Tim Verifikasi bentukan Kemenpora merekomendasikan 16 sampai 20 cabor sebagai prioritas yang berpotensi mendapatkan emas dalam Asian Games 2018. Cabor prioritas itu seperti bulu tangkis, dayung, panahan, karate, dan taekwondo. 

Imam mengatakan, cabang olahraga prioritas ini akan mendapatkan anggaran yang lebih untuk kebutuhan uji coba dan pemusatan latihan. Namun, anggaran uang saku dan akomodasi tidak berbeda dengan cabang olahraga lainnya.

Imam berharap pengurus cabang-cabang olahraga dapat memahami proses verifikasi proposal program Pelatnas menjelang Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 oleh tim Kementerian Pemuda dan Olahraga. Imam mengatakan, proses verifikasi selalu melibatkan para pengurus cabang-cabang olahraga. 

Dalam proses verifikasi ini, terdapat rasionalisasi yang harus diterima oleh pengurus cabang-cabang olahraga. "Semua (pengurus cabang-cabang olahraga) diajak bicara, diskusi dan bahkan diajukan pertanyaan satu per satu, inget lho satu per satu cabang olahraga dipanggil oleh tim verifikasi. Tapi memang ada rasionalisasi yang harus mereka terima," ujar Imam.

Imam menjelaskan, rasionalisasi ini terkait dengan adanya perbedaan kebutuhan antara cabang olahraga individual dengan cabang olahraga tim/kelompok. Perbedaan tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap besarnya dana yang diterima oleh cabang olahraga. 

Menurutnya, hal seperti ini yang perlu dijelaskan kepada cabang-cabang olahraga. "Di individual atletnya dua, tentu uang sakunya sedikit tapi di tim uang sakunya pasti banyak karena orangnya banyak. Nah hal-hal begini ini yang perlu dijelaskan, dan alhamdulillah semuanya menerima kecuali yang belum puas," kata Imam.

Imam berharap, pencairan anggaran prestasi kepada cabang-cabang olahraga dapat dilakukan pada Januari 2018. Untuk mempercepat proses pencairan anggaran tersebut, Imam mengimbau agar pengurus cabang-cabang olahraga dapat segera melakukan MoU yang ditargetkan selesai pada pekan ini.

Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Syafruddin optimistis, persoalan administrasi dan teknis operasional dapat segera diselesaikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Dengan demikian, para atlet bisa fokus mengikuti pelatnas untuk mempersiapkan diri dalam Asian Games 2018 maupun Asian Para Games 2018. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement