Sabtu 13 Jan 2018 04:01 WIB

Piala Presiden 2018 Hadir dengan Suguhan Hadiah Lebih Besar

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Endro Yuwanto
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Berlinton Siahaan
Foto: REPUBLIKA/Ali Mansur
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Berlinton Siahaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Piala Presiden 2018 menawarkan hadiah yang lebih besar dari penyelenggaraan ajang serupa sebelumnya. Peningkatan tersebut dilakukan demi memompa motivasi pemain untuk terus meningkatkan prestasi.

"Penyelenggaraan kali ini akan disertai dengan peningkatan hadiah. Seperti juara satu dari Rp 3 miliar menjadi Rp 3,3 miliar," ujar Ketua Organizing Committee (OC) Piala Presiden 2018 Berlinton Siahaan saat konferensi pers yang berlangsung di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (12/1).

Sedangkan untuk juara dua, dari Rp 2 miliar menjadi Rp 2,2 miliar. Juara tiga bertambah Rp 100 juta, menjadi Rp 1,1 miliar. Selain untuk klub juara, peningkatan hadiah juga berlaku untuk kategori top skorer, pemain terbaik, pemain muda terbaik, wasit terbaik, dan suporter terbaik. Tak ketinggalan, untuk media juga tersedia hadiah untuk kategori pemberitaan terbaik.

"Salah satu pengamanan pertandingan agar tetap fairplay maka hadiah wasit terbaik juga ditingkatkan," ucap Berlington.

Anggota OC Piala Presiden 2018, Airin Rachmi Diany mengatakan, turnamen ini akan menjunjung tinggi fairplay. Selain itu, Piala Presiden juga diunggulkan untuk menjadi tontonan menarik.

Untuk menjaga kepercayaan, lanjut Airin, pihak penyelenggara akan melakukan transparansi keuangan seketat mungkin. Bahkan panitia turut serta menggandeng lembaga auditor swasta ternama Price Waterhouse Cooper. "Tidak ada dana dari APBN, APBD, BUMN, dan pemerintah yang kami gunakan," ujarnya. "Turnamen dikelola dengan terbuka, transparan, dan akuntabel. Bila ada kelebihan, uang akan dikembalikan ke PSSI."

Piala Presiden menjadi komitmen untuk mengisi kekosongan waktu pramusim. Serta ajang uji coba pemain sebelum musim kompetisi bergulir. Pada partai final, untuk pertama kalinya Stadion Utama Glora Bung Karno (SUGBK) akan digunakan setelah direnovasi untuk Asian Games 2018.

Anggota OC Piala Presiden 2018, Risha Adi Wijaya juga menambahkan, pedoman fairplay ialah agar tidak ada pengaturan skor. Maka dari itu, wasit menjadi hal yang utama.

"Terobosan yang kita lakukan cukup tinggi. Yakni wasit kira-kira dalam satu kuota. Wasit akan diumumkan baik ke internal maupun ke luar, dua jam sebelum kick off. Jadi Match Coordination Meeting (MCM) juga tidak ada yang tahu siapa wasit yang bertugas," jelas Risha. "Dengan tidak ada yang tahu siapa pengadil di lapangan akan membuat pengaturan skor menjadi lebih sulit."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement