Sabtu 13 Jan 2018 20:19 WIB

Edy Rahmayadi Berjanji Jauhkan PSSI dari Kiprah Politiknya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi Membuka Kongres Luar Biasa dan Kongres Biasa 2018 di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (13/1).
Foto: Republika/Bambang Noroyono
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi Membuka Kongres Luar Biasa dan Kongres Biasa 2018 di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi berjanji tak akan menjadikan asosiasi sepak bola yang dipimpinnya sebagai sarananya untuk berpolitik. Calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) itu menegaskan tak ada yang boleh, termasuk dirinya, yang menjadikan PSSI sebagai portofolio dalam berkarier politik.

Dia mengatakan, PSSI harus murni menjadi badan pembinaan dan kemajuan prestasi, serta industri sepak bola nasional. “PSSI tak boleh berurusan dengan politik. Karena memang tak boleh,” ujar Edy saat menutup Kongres Tahunan PSSI 2018 di Karawaci, Tangerang, pada Sabtu (13/1). 

Ungkapan Edy tersebut mengingat dirinya saat ini sedang dalam proses pencalonan pada Pilkada Sumatra Utara 2018. Sebetulnya, pernyataan Edy tersebut berawal dari pidatonya tentang peran para pengurus PSSI di daerah-daerah. Terutama Asosiasi Provinsi (Asprov). PSSI saat ini punya 34 Asprov.

Dari wakil PSSI di daerah tersebut, Edy mengatakan, semestinya sepak bola Indonesia paling maju dalam banyak hal. Baik dari sisi sumber daya pemain, kualitas, maupun infrastruktur, serta kompetisi yang konsisten. Namun, dia mengatakan, fakta yang ada saat ini, tak semua Asprov mampu menjalankan fungsinya sebagai motor sepak bola di daerah.

Peran Asprov memang dinilai gagal dan mendapatkan nilai minus. Namun, menurut Edy, kegagalan Asprov-asprov tersebut,  sebagian lantaran faktor yang tak tunggal. Dia menyatakan, kegagalan Asprov juga disebabkan lantaran fungsi pemimpin di daerah atau gubernur yang tak peduli dengan sepak bola.

Sebab, Edy menerangkan, keberhasilan PSSI tak bisa diukur cuma dari sisi prestasi dan adanya kompetisi. Keberhasilan PSSI juga terkait dengan sokongan infrastruktur yang menjadi kewajiban bagi pemimpin-pemimpin di daerah. 

Karena itu, dalam selorohnya, Edy mengatakan, jangan memilih cagub yang tak peduli dengan kemajuan sepak bola Indonesia. “Maksud saya, sepak bola itu  sebagai perekat kita. Gubernur juga juga punya tanggung jawab dengan Asprov-asprov dan kemajuan sepak bola kita,” sambung dia.

Nama Edy sudah terdaftar di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) bersama calon wakilnya Musa Rajecksyah. Pasangan bernama kampanye Eramas itu didukung oleh enam partai politik nasional. Meski saat ini sebagai cagub, Edy belum punya rencana mundur sebagai ketua umum PSSI. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement