REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih PSMS Medan Djadjang Nurdjaman mengaku puas atas hasil yang diraih timnya pada laga pembuka Grup A Piala Presiden 2018. Meski tidak diunggulkan, Ayam Kinantan membungkam PSM 2-1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Selasa (16/1).
"PSM merupakan lawan yang cukup alot. Saya sangat mengapresiasi mayoritas pemain muda tapi tidak kalah mental," ujar Djadjang usai pertandingan.
Menurut eks pelatih Persib ini, kemenangan menjadi modal berharga untuk menghadapi pertandingan selanjutnya. Terlebih, tiga poin ini akan membawa anak-anak asuhnya semakin percaya diri menghadapi tim besar.
Djadjang bercerita, sebelum pertandingan melawan PSM dimulai, ia sempat pesimistis timnya mampu mengalahkan PSM. Apalagi PSM merupakan tim yang pada kompetisi Liga 1 merupakan salah satu kandidat juara.
"Tapi ternyata melihat hasilnya, kami bisa mengimbangi, Alhamdulillah. Ternyata kami harus memiliki kepercayaan diri," kata dia.
Ia menegaskan bahwa kemenangan ini menjadi modal penting bagi timnya untuk menghadapi lawan-lawan selanjutnya pada turnamen pramusim ini. Ia berharap pemain dapat konsiaten, khususnya terkait semangat untuk menang.
Kemenangan atas PSM tersebut juga sekaligus menepis bahwa PSMS hanya bermaterikan pemain seadanya dan miskin pengalaman, mengingat sebagian besar berusia muda.
"Ini sekaligus menepis anggapan tim ini dihuni para pemain buangan. Terbukti, mereka bermain baik dan tidak terlihat kalau kualitas mereka tidak baik," katanya.
Adapun pelatih PSM Makassar Robert Rene Albert tidak terlalu mempermasalahkan kekalahan yang dialaminya. Menurut dia, gelaran Piala Presiden hanya dijadikan ajang uji coba serta untuk menemukan komposisi pemain yang cocok jelang Liga 1 Indonesia dimulai.
"Pertandingan Piala Presiden sebagai latihan persiapan ke liga. Makanya kami gunakan semua pergantian pemain kami dibandingkan tim lain. Yang paling penting tidak ada yang cedera," kata dia.