Jumat 26 Jan 2018 01:37 WIB

Sesmenpora Bicara Seputar Persiapan Asian Games 2018

Gatot mengatakan, tidak ada keluhan lagi dari pihak Dewan Olimpiade Asia (OCA).

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto menyatakan persiapan Asian Games 2018 sudah berada di jalur yang benar. Gatot mengatakan, tidak ada keluhan lagi dari pihak Dewan Olimpiade Asia (OCA). Terutama dari sisi infrastruktur dan sumber daya, juga persiapan penunjung lainnya.

“Dalam hal infrastruktur, kita sudah siap. Stadion Gelora Bung Karno (GBK) sudah selesai pengerjaan dan renovasinya, sudah bisa digunakan,” kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (24/1). 

Di Palembang, sebagian sudah ada yang selesai, seperti venue untuk dayung dan rowing. Hanya tinggal beberapa penyelesain yang kurang. Ada juga yang masih tahap awal pembangunan seperti lapangan untuk cabang olahraga (cabor) menembak. Menurut Gatot, Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin menjanjikan pembangunannya selesai pada Juni.

Lapangan panjat tebing dan arena sepatu roda juga belum. Tapi Kemenpora meminta agar itu diselesaikan secepatnya karena waktunya yang sudah sangat dekat sekali. Sementara di Jawa Barat  hanya renovasi skala kecil di stadion-stadion tempat menggelar pertandingan sepak bola.

Bicara prestasi, Kemenpora sudah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan 41 pengurus cabor hingga Rabu (24/1), untuk dana prestasi atlet. Kemenpora, kata Gatot, merencanakan sampai akhir Januari ini, 70 persen dana yang sudah MoU cair semua. Karena bulan depan, Februari nanti beberapa cabor sudah test event dan menggelar pelatnas.

Ia meminta pengurus cabor memahami Kemenpora tak bisa memenuhi seluruh proposal yang totalnya mencapai Rp 1,2 triliun. “Bagaimana kami bisa memenuhi dana, Asian Games-nya saja, tidak sampai sebesar itu. APBN hanya menyediakan dana untuk Asian Games sebesar Rp 735 miliar. Itu juga tidak semua digunakan untuk kebutuhan prestasi atlet,” kata Gatot. 

Dari dana tersebut ada yang menjadi hak NPC (Panitia Asian Paragames) yang juga akan dilaksanakan di Indonesia setelah Asian Games. Jadi, kata dia, kurang lebih dana untuk prestasi atlet itu sekitar (Rp) 500-an miliar yang harus dibagikan ke pengurus cabor sebagai dana pembinaan menuju Asian Games.

“Jumlahnya memang tidak sama tentunya. Karena kami memverifikasi antara nilai real kebutuhan sesuai dengan target dan potensi medali dari cabor-cabor itu," kata Gatot.

Ia meminta para pengurus cabor memahami bahwa dana prestasi tersebut dipenuhi bukan tanpa ada pertimbangan prestasi di dalamnya. Ia menegaskan, Kemenpora tetap berkomitmen untuk memberikan hak dana prestasi atlet yang diminta sesuai dengan MoU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement