Kamis 01 Feb 2018 23:46 WIB

Sriwijaya FC Waspadai Dukungan Suporter Arema

Sriwijaya FC menghadapi Arema FC pada delapan besar Piala Presiden 2018, Ahad (4/2).

Red: Ratna Puspita

Foto: Yogi Ardhi/Republika

Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan menjawab pertanyaan wartawan usai laga pertama Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Selasa (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Dukungan puluhan ribu suporter Arema FC yang bakal memadati Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, pada laga babak delapan besar Piala Presiden pada Ahad (4/2) menjadi perhatian Sriwijaya FC. Pelatih Rahmad Darmawan mengatakan timnya tentu tidak dapat mengabaikan keberadaan suporter Arema.

Aremania dikenal sangat loyal terhadap klub dan pandai memberikan tekanan ke tim lawan. "Faktanya memang kami hanya melawan sebelas pemain tapi adanya puluhan ribu suporter Arema tentunya tidak bisa diabaikan begitu saja. Pemain juga manusia, bukan hanya terdiri dari otot dan tulang, tapi juga ada perasaannya juga," kata Rahmad di Palembang, Kamis (1/2).

Mantan pelatih T-Team klub Malaysia ini mengatakan tak ada cara lain selain fokus pada pertandingan. Para pemain harus mampu menghadapi tekanan selama 90 menit berlaga.

Aremania memadati stadion. (Republika/Wihdan Hidayat)

Hal ini sangat penting mengingat laga pada Piala Presiden ini sebenarnya untuk mematangkan kesiapan tim bertanding di Liga 1 2018. Semakin berat lawan yang dihadapi, menurut dia, sebenarnya akan semakin baik karena akan menguji kesiapan mental, fisik, dan taktik tim.

"Itulah ketika tahu lawan Arema di delapan besar, bagi saya tidak masalah. Malah ini bagus," kata mantan pelatih Persija dan Persipura ini.

Sriwijaya FC lolos ke babak delapan besar setelah menjadi juara grup A yang disebut-sebut sebagai grup neraka karena bercokol juga Persib, PSMS Medan, dan PSM Makassar. Meski diunggulkan menjadi juara pada ajang ini, Sriwijaya sejak awal tetap konsisten menjadikan Piala Presiden sekadar ajang pra musim untuk memantapkan kesiapan berlaga di Liga 1.

Pada penyisihan grup, Rahmad Darmawan terlihat leluasa mengotak-atik komposisi tim dengan seolah-olah memiliki dua tim. Tim yang melawan Persib berbeda dengan tim yang melawan PSM Makassar. Begitu pula saat menghadapi PSMS Medan.