REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat perkotaan Yayat Supriatna mengungkapkan sistem cadangan pasokan listrik amat perlu diperhatikan dan dipersiapkan dengan baik untuk Asian Games 2018. Perhatian terhadap hal itu pun menurutnya jangan hanya Jakarta saja, tetapi juga Palembang.
"Back up system-nya dulu. Di mana-mana itu kebutuhannya berapa, back up systemnya bagaimana. Khususnya di venue-venue yang sangat strategis," ungkap Yayat saat dihubungi Republika, Sabtu (10/2).
Ia pun mewanti-wanti agar kejadian saat Piala Asia 2007 lalu tak terulang. Ketika itu, saat pertandingan sepak bola dilakukan di Stadion Gelora Bung Karno antara Korea Selatan dan Arab Saudi, pada menit 85 lampu stadion tiba-tiba padam selama 25 menit.
"Venue yang dilakukan pertandingan malam hari. Jangan sampai mengulangi kejadian Piala Asia dulu. Pas lagi tanding mati lampu Senayan," katanya.
Karena itu, jelas dia, PLN sebagai pemegang otoritas pasokan listrik harus mengatur hal tersebut dengan baik. Mereka harus bisa memperhitungkan berapa banyak kebutuhan listrik yang akan digunakan saat Asian Games 2018.
"Pasti tak terlalu tinggilah. Kalau cukup ya cukup. Hanya saja bagaimana back up systemnya ada di setiap venue atau di gelanggang olahraganya," jelas Yayat.
Selain di lokasi-lokasi tersebut, sistem cadangan pasokan listrik juga perlu disiapkan dan dipastikan di hotel dan wisma yang akan digunakan para atlet nantinya. Ia juga mengungkapkan, yang seharusnya lebih diperhatikan adalah bagaimana pasokan listrik dan sistem cadangan pasokan listrik di sana.
"Tolong yang kita perhatikan itu dipalembangnya itu. Bukan Jakartanya saja, Palembang kalau tiba-tiba mati kan memalukan," ujarnya.
Yayat menjelaskan, perhelatan sekelas Asian Games seharusnya memerhatikan kualitas yang sama di setiap lokasi yang akan digunakan. Jakarta dengan Palembang kualifikasi dan kualitasnya harusnya sama. Terutama di bidang pasokan listriknya.
"Listrik di Palembang itu harus juga sama kedudukan dan statusnya. Kalau Jakarta amanlah back up system Jawa-Balinya kuat. Kalau misalnya yang Palembangnya tak ada dukungan ya susah," tutur dia.