Selasa 13 Feb 2018 16:09 WIB

Pelatih Panah Tagih Janji kepada Pemerintah

Pemerintah menargetkan panahan menyumbangkan satu medali emas.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ratna Puspita
Tim recurve putri panahan Indonesia Diananda Choirunisa (kedua kanan), Aqidatul Izzah dan Titik Kusumawardani (kiri) memberikan ucapan selamat ke tim Hongkong Cheuk Ying Wang (kanan), Sze Yan Wu (ketiga kanan) dan Shuk Kwan Lee (kedua kiri) yang memenangkan semifinal pada ajang 18th Asian Games Invitation Tournament di Lapangan Panahan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (13/2).
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Tim recurve putri panahan Indonesia Diananda Choirunisa (kedua kanan), Aqidatul Izzah dan Titik Kusumawardani (kiri) memberikan ucapan selamat ke tim Hongkong Cheuk Ying Wang (kanan), Sze Yan Wu (ketiga kanan) dan Shuk Kwan Lee (kedua kiri) yang memenangkan semifinal pada ajang 18th Asian Games Invitation Tournament di Lapangan Panahan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional panahan Indonesia Denny Trisyanto mengatakan sampai saat ini pemerintah belum memenuhi komitmen untuk membelikan peralatan untuk atletnya. Hal tersebut tidak sejalan dengan tuntutan pemerintah yang menargetkan cabor panahan menyumbangkan satu medali emas pada Asian Games 2018. 

"Ini argonya jalan terus lho, ini jadi beban kami. Ini tidak boleh terjadi ke depannya, sekarang ayo berangkat. Itu saya bicara bulan Oktober satu emas, tetapi permintaan atlet tidak dipenuhi, ya gimana, konyol," kata Denny, Selasa (13/2).

Denny menjelaskan pada Oktober lalu, dia diminta untuk memasang target satu medali emas pada Asian Games 2018. Keputusan ini setelah nomor compound diperlombakan pada pesta olahraga antarnegara di Asia tahun ini. Selama ini, Asian Games, sepertihalnya Olimpiade, hanya memperlombakan nomor recurve. 

Kala itu, dia menyanggupi dengan catatan semua peralatan dan kebutuhan atlet ditanggung. Dia juga tidak mau gaji atlet terlambat turun. 

Denny mengatakan semua permohonan pengadaan alat sudah diajukan sejak Oktober 2017, sebelum Satlak Prima dibubarkan. Seharusnya pada Desember lalu, alat-alat tersebut sudah ada.

Namun, hingga kini, janji peralatan tidak dipenuhi. “Alat, jangan tanya saya, tanya ke Kemenpora apakah pernah memberi alat ke kami, sekarang sudah dekat, sudah Febuari hilang waktunya, jadi kalau ada apa-apa yang disalahkan saya," katanya.

Denny menerangkan, atlet merupakan mitra pelatih untuk meraih target yang sudah ditetapkan pemerintah. Karena itu, dia mengatakan, sudah selayaknya kebutuhannya terpenuhi.

Dia menambahkan peralatan diperlukan agar atlet bisa mempersiapkan diri mereka dengan baik, saat di latihan maupun di pertandingan. Apalagi, dia menuturkan, peralatan panah sangat krusial bagi pemanahan. 

Dia menerangkan bagi pemanah, alat latihan tidak bisa dipakai untuk lomba. Bahkan, dia menyebutkan, setiap pemanah memiliki spesifikasi panah yang berbeda. 

Karena itu, ia meminta alat untuk latihan dan alat untuk lomba. "Atlet itu enggak banyak tuntutan, tetapi ketika itu tidak dipenuhi bisa jadi masalah di lapangan. Misalnya, kemarin ada yang busurnya retak satu," kata Denny. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement