REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan mengatakan pemain muda membutuhkan penanganan berbeda dibandingkan pemain senior. Sebab, mereka masih harus berkembang secara fisik maupun mental.
"Saya mempunyai penanganan berbeda khususnya untuk pemain-pemain yang berusia dibawah 21 tahun. Bukannya saya membeda-bedakan karena saya tidak mau jika nantinya terlalu berlebih dalam segala hal, justru membuat mereka tenggelam," kata Rahmad di Palembang, Senin (19/2).
Sriwijaya FC merupakan salah satu tim yang menjadi sorotan karena moncernya aksi sejumlah pemain mudanya. Salah satunya yang menarik perhatian masyarakat yakni Abimanyu yang berhasil mencetak gol pada Piala Presiden ketika Laskar Wong Kito mengalahkan Arema FC di pertandingan babak delapan besar.
Selain Abimanyu, Sriwijaya FC juga memiliki Samuel Simanjutak yang tercatat sebagai pemain Tim Nasional U-19. Lainnya, ada juga M Rafif yang merupakan jebolan sekolah bola di Spanyol dan Berry Ramada yang dikenal sebagai putra daerah Sumsel. Dengan begitu, dalam skuat Laskar Wong Kito terdapat empat pemain yang berusia 21 tahun.
Rahmad mengatakan dia menerapkan sejumlah aturan untuk membentengi kondisi psikologis para pemain muda ini. Di antaranya, jika ingin diwawancarai kalangan pers harus mendapatkan izin pelatih serta didamping perwakilan media officer klub.
Selain itu, RD mengatakan dirinya menciptakan suasana dalam tim yang pada dasarnya memotivasi para skuat muda ini. Para pemain muda ini didorong berkompetisi dalam tim untuk merebut posisi starting eleven.
"Sejauh ini, para muda sangat termotivasi untuk maju. Saya pun berterima kasih dengan para pemain senior yang mau membimbing mereka. Pada dasarnya, Abi, Samuel, Rafif, dan Berri masih perlu banyak belajar, masih banyak hal yang mereka perlu sempurnakan," kata dia.
Rahmad Darmawan yang mengarsiteki Sriwijaya FC musim ini melakukan perubahan besar-besar dalam skuat tim. Pada musim ini Laskar Wong Kito diperkuat hampir 60 persen pemain muda.