REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Madura United mendesak PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengeluarkan surat pengakuan utang. Desakan tersebut menyusul sengketa tunggakan subsidi klub peserta Liga 1 yang tak kunjung tuntas sampai hari ini.
Presiden Madura United Achsanul Qosasi kepada Republika.co.id, Kamis (22/2) menyampaikan, penerbitan surat utang merupakan jalan keluar sementara. Surat utang, menurut dia, sebagai pengakuan adanya kewajiban bayar dari PSSI dan LIB sebagai pemilik dan penyelenggara Liga 1 2017 kepada klub-klub peserta kompetisi musim lalu.
"Surat utang itu penting sebagai pertanggungjawaban. Jika PSSI tidak bisa bayar, solusinya buat surat utang," ujar Achsanul.
Desakan dari manajemen Laskar Sapeh Kerrap menjadi salah satu langkah solusi yang ditempuh kesebelasan tersebut menyikapi tunggakan subsidi musim 2017 yang belum tuntas. LIB sebagai operator dan penyelenggara Liga 1 2017 masih menyisakan utang yang besarannya puluhan miliar rupiah. Utang tersebut rata-rata Rp 2,1 miliar kepada masing-masing klub peserta Liga 1 yang berjumlah 18 tim.
Nilai utang tersebut merupakan uang sisa subsidi sebesar Rp 7,5 miliar yang dijanjikan oleh PSSI dan LIB sebelum Liga 1 2017 dimulai. Selain utang kepada 18 klub peserta Liga 1 2017, LIB juga terlilit utang dengan klub-klub di Liga 2 2017. Jumlahnya pun hampir sama, yaitu sisa pelunasan subsidi kepada 64 klub peserta yang besarannya sekitar Rp 600-an juta kepada setiap klub. Pun LIB masih berutang kepada klub-klub juara Liga 1 dan Liga 2 yang sampai hari ini belum mendapatkan haknya.
Achsanul melanjutkan, tunggakan subsidi tersebut menjadi salah satu catatan buruk penyelenggara liga di Indonesia. Kata dia, LIB dapat dinilai tak lagi cakap menjalankan perannya sebagai operator liga. Sebab itu, ia pun keras meminta agar PSSI mengganti operator kompetisi Liga 1 2018. "Operator itu yang nunjuk PSSI. Kalau tidak bisa mengelola kompetisi, ganti saja operatornya," ucap dia
Menurut Achsanul, nilai cacat LIB semakin bertambah lantaran sejumlah jajaran direksinya merupakan para pemilik klub-klub di Indonesia. Semakin parah, lanjut dia, beberapa pengelola LIB pun masuk dalam struktur kepengurusan PSSI.
Liga mendatang, Achsanul menghendaki agar PSSI bersama klub-klub pemilik saham di operator, membentuk badan usaha baru penyelenggara kompetisi yang lebih profesional. Pun pengelolanya tak terafiliasi kepada klub-klub peserta liga dan tak rangkap jabat kepengurusan PSSI. "Syarat bagi operator adalah dia bukan pemilik klub dan juga bukan pengurus PSSI," jelas dia.
Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono kepada wartawan Kamis (22/2) menyampaikan komitmen federasi untuk segera menyelesaikan persoalan tunggakan subsidi klub 2017. Menurut dia, PSSI sudah meminta agar LIB menjadwalkan RUPS membahas persoalan tunggakan tersebut. Ia berjanji, Liga 1 2018 tak akan dimulai jika masalah subsidi klub 2017 tak juga pungkas.