REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengaturan penempatan peserta Asian Games 2018 di Wisma Atlet Kemayoran akan dilakukan setelah peserta melakukan entry by name atau pendaftaran nama atlet. Negara-negara peserta Asian Games akan mendaftarkan nama atletnya pada 30 Juni mendatang atau 1,5 bulan sebelum penyelenggaraan ajang multievent tersebut.
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir mengatakan setelah entry by name akan jelas jumlah peserta yang akan mengikuti pesta olah raga terbesar di benua Asia tersebut. “Kami menunggu entry by name peserta pada 30 Juni 2018, baru kami bisa melakukan pemetaan siapa ditempatkan di mana,” kata dia di Jakarta, Senin (26/2).
Erick mengatakan setelah pendaftaran nama atlet, bukan tidak mungkin akan ada permintaan khusus dari peserta terkait penempatan atletnya. Dia menerangkan mungkin saja Cina meminta atlet-atletnya ditempatkan dalam satu tower yang sama karena jumlahnya mencapai seribu orang.
Atau, dia menambahkan, kontingen Indonesia mungkin akan meminta juga penempatan atlet dalam tower yang sama. “Itu semua adalah bagian dari Chef de Mission (CdM) peserta Asian Games 2018 nanti yang koordinasi dengan kami,” kata Erick.
Menurut Erick, pemetaan ini menjadi penting karena kapasitas Wisma Atlet Kemayoran lebih besar daripada jumlah atlet yang direncanakan masuk. Dia menyebutkan total jumlah tempat tidur di Wisma Atlet Kemayoran sebanyak 16 ribu unit sedangkan peserta yang akan masuk sekitar 11 ribu sampai 12 ribu.
“Sehingga, masih banyakkamar kosong yang bisa saja dimanfaatkan untuk penunjang lainnya,” ujar dia.
Secara umum, Erick mengatakan, Wisma Atlet sudah siap menerima atlet-atlet yang menjadi peserta pesta empat tahunan tersebut. Kendati demikian, dia mengatakan, ada dua persoalan yang juga membutuhkan solusi agar tidak menjadi masalah ketika penyelenggaraan pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang.
Persoalan pertama, dia menyebutkan, tempat bus berputar di dalam Wisma Atlet Kemayoran. Masalah kedua, yakni kali yang berada di dekat Wisma Atlet. Rencananya dekat kali tersebut akan dibangun tenda makan untuk ukuran besar.
Erick menambahkan Inasgoc sudah membuat rencana terkait pergerakan atlet ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta hingga masuk ke Wisma Atlet Kemayoran. Begitu pula ketika para atlet tersebut menuju venue pertandingan.
Pesawat yang mengangkut atlet-atlet peserta Asian Games 2018 akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Banten. Selanjutnya, para atlet akan diangkut menggunakan bus menuju Kemayoran dengan melintasi tol.
“Dari Kemayoran ke venue ada tol, ada juga jalur busway yang bisa digunakan pesreta Asian Games. Jadi untuk infrastruktur tidak ada issue lagi seharusnya,” kata dia.
Menurut Erick, penghentian pembangunan proyek kereta ringan atau light rapid transit (LRT) tidak akan menganggu peserta. Sebab, LRT sebenarnya untuk mobilitas penonton, bukan atlet. “Jadi, kalau proyeknya dihentikan tidak akan mengganggu peserta Asian Games,” ujar Erick.