Selasa 27 Feb 2018 00:46 WIB

Kemenpora Harap Egy Lulus SKO Ragunan Sebelum ke Eropa

Kemenpora tak ingin Egy hanya berpindah sekolah dari SKO Ragunan ke akademi di Eropa.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (tengah) bersama Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta (kiri), Pemain Timnas Indonesia U-19 Egy Maulana Vikri (kedua kanan), Agen Egy Maulana, Dusan Bogdanovic (kanan) dan Orang Tua Egy Maulana, Bagja (kedua kiri) berfoto bersama usai pertemuan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (5/1).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (tengah) bersama Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta (kiri), Pemain Timnas Indonesia U-19 Egy Maulana Vikri (kedua kanan), Agen Egy Maulana, Dusan Bogdanovic (kanan) dan Orang Tua Egy Maulana, Bagja (kedua kiri) berfoto bersama usai pertemuan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga mengharapkan pemain sepak bola muda Indonesia Egy Maulana Vikri menyelesaikan pendidikan di Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta. Setelah itu, Egy dapat bergabung dengan salah satu klub sepak bola di Eropa.

"Kalau Egy terlalu terburu-buru untuk menyepakati kontrak dengan klub di Eropa dan belum menyelesaikan sekolahnya, dia akan masuk ke akademi di sana karena usia masih di bawah 18 tahun," kata Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta dalam pembukaan pengukuhan Forum Pembina Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOPSSI) di Jakarta, Senin (26/2).

Kemenpora, lanjut Isnanta, tidak ingin Egy hanya berpindah sekolah dari SKO Ragunan ke akademi di Eropa. Akan tetapi, Egy diharapkan dapat segera bergabung dengan tim utama klub yang telah dipilihnya.

"Egy sebenarnya telah dipanggil untuk masuk dalam tim sepak bola nasional senior U-22 selain sebagai pemain dalam tim U-18. Dia sudah masuk dalam proses pemusatan pelatihan tim senior," kata Isnanta.

Setelah masuk sebagai salah satu pemain tim nasional senior, Isnanta mengatakan Egy harus mengikuti sejumlah latihan dan memundurkan jadwal kontrak dengan klub di Eropa pada Mei. Ia menegaskan, jika pemusatan latihan itu akan terus berlanjut sampai Asian Games, Kemenpora ingin Egy menomorsatukan kepentingan nasional sebagaimana komitmen awal. Lalu, kata Isnanta, Egy berhak untuk menggali ilmu dan pengalaman lebih baik di Eropa.

Kemenpora, menurut Isnanta, tidak memaksakan suatu klub sepak bola di Eropa bagi Egy. Pemain asal Medan ini dipersilakan mencari klub yang sesuai baginya.

"Kami hanya tidak ingin Egy sampai di Eropa justru tidak sebagai pemain atau pemain cadangan mati. Lebih baik, Egy memilih ke klub yang memberikan jam terbang lebih banyak untuknya," ujar Isnanta.

Pada awal Januari, Menteri Pemuda dan Olahraga mendukung cita-cita Egy untuk menaklukkan Eropa dan menjadi pemain profesional setelah menyelesaikan pendidikan di SKO Ragunan. Meskipun mendukung Egy untuk bermain secara profesional di Eropa, Menpora mengingatkan pemain berusia 17 tahun itu harus tetap kembali dan mendukung tim sepak bola nasional jika negara membutuhkannya.

"Bermain di mana pun, itu adalah hak warga negara. Tapi jika timnas membutuhkan, termasuk dalam pertandingan Asian Games, Egy harus pulang dan membela timnas," kata Menpora. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement