Kamis 01 Mar 2018 19:44 WIB

PBSI: Pemain Indonesia Ada yang Terlibat Pengaturan Skor

Pemain bersangkutan sudah disidang BWF dan langsung kami banned

Sekretaris Jendral PBSI Achmad Budiharto (tengah), pebulu tangkis Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kiri) dan Fitriani (kanan) menyampaikan keterangan pers jelang BCA Indonesia Open 2017 di Jakarta, Minggu (11/6).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sekretaris Jendral PBSI Achmad Budiharto (tengah), pebulu tangkis Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kiri) dan Fitriani (kanan) menyampaikan keterangan pers jelang BCA Indonesia Open 2017 di Jakarta, Minggu (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektretaris Jenderal PP Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Achmad Budiharto menyebut pebulu tangkis Indonesia pernah ada yang terlibat dalam pengaturan skor. Kini pemain tersebut sudah dibanned setelah menjalani sidang oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Hal tersebut dikatakan Budiharto menyinggung kasus pengaturan skor yang dilakukan dua pemain Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Zulfadli Zulkifli dan Tan Chung Sean.

"Sebenarnya kemarin ada pemain Indonesia yang terindikasi kasus serupa. Pemain bersangkutan sudah disidang BWF dan langsung kami banned. Kami sudah banned dia pada akhir tahun lalu," kata Achmad Budiharto di Cipayung, Jakarta, Kamis (1/3).

Ia mengatakan, pebulu tangkis Indonesia yang terlibat pengaturan skor tersebut, merupakan pemain non-pelatnas yang bermain di nomor ganda putra dan ganda campuran.

Dan saat ini, PBSI sudah tidak mengizinkan sang pemain untuk mengikuti berbagai turnamen bulu tangkis, baik skala nasional maupun internasional.

"Kalau dicermati, jika ada pemain yang biasanya sering ikut turnamen tetapi sekarang tidak, ya berarti dialah orangnya. Kalau kalian ikuti perkembangan pasti tahu. Biasanya dia ada di mana-mana, dan per akhir tahun kemarin sudah nggak pernah ada. Dia pemain senior kok," ujar Budiharto.

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dikatakan Budiharto tak akan pandang bulu soal kasus pengaturan skor. Baik yang dilakukan oleh pihak di dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) atau di luarnya, terutama bagi pemain.

"Begitu terbukti, pasti itu merupakan 'the end for their career'. Kami tak peduli dia pelatnas atau non-pelatnas, pokoknya selama dia pemain Indonesia dan ketahuan fixing, ya selesai. Kami sudah tak mau lagi mendaftarkan mereka di turnamen, selesai," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement