Ahad 04 Mar 2018 19:51 WIB

'Tak Ada Bukti Cuci Uang di Pembelian Inter Milan'

La Stampa menyebut tak menemukan informasi mengenai dana asing ini

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Joko Sadewo
Presiden Inter Milan Erick Thohir
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Presiden Inter Milan Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Media di Italia mengungkapkan skandal kosong pencucian uang dalam penanaman modal baru Inter Milan pada 2013. Koran La Stampa akhir pekan lalu melaporkan aparat berwenang di Italia, tak menemukan bukti kuat adanya gelontoran dana haram dalam pembelian saham Nerrazurri lima tahun lalu tersebut.

"Sampai hari ini, kami (pihak berwenang) tak dapat menemukan informasi lengkap mengenai dana asing ini, " begitu tulis La Stampa seperti dikutip dari Football Italia pada Ahad (4/3).

Kepolisian Italia, Januari lalu sempat melakukan investigasi terkait pembelian saham Inter Milan 2013 lalu. Kepolisian curiga dengan sejumlah dana dari pembelian saham Inter Milan oleh pengusaha Indonesia, Erick Thohir senilai 75 juta euro atau setara dengan Rp 1,2 triliun.

Kecurigaan tersebut berawal dari penerbitan dua surat obligasi yang berbeda pada 11 Oktober 2013 dan 15 November 2013. La Stampa menuliskan, pihak berwenangan Italia menduga penerbitan obligasi tersebut bagian dari skandal pencucian uang lantaran diterbitkan oleh dua bank yang berbeda di Hongkong.

Akan tetapi, dugaan tersebut tak dapat dibuktikan kebenarannya. La Stampa menambahkan, pihak berwenangan di Italia tak menemukan hubungan entitas manapun terkait pembelian saham tersebut. Karena itu informasi dugaan pencucian uang dalam penembahan modal anyar ke San Siro tersebut dianggap tak lengkap.

Thohir membeli saham Inter Milan 2013 lalu dari pemimpinnya ketika itu Massimo Moratti. Thohir tercatat sebagai pengusaha Indonesia pertama yang berhasil mengembangkan sayap bisnisnya sampai ke Serie A Italia. Thohir selama ini memang dikenal sebagai pengusaha nasional yang fokus dalam industri olah raga.

Dari dana baru yang ditawarkan ketika itu, Thohir cuma menguasai 70 persen kepemilikan Inter Milan. Moratti yang menyisakan 30 persen, menyerahkan posisi sebagai presiden klub kepada Thohir. Setelah tiga musim menjadi pemegang saham mayoritas, Thohir melego 40 persen kepemilikan sahamnya pada 2016 lalu.

Moratti, dengan 30 persen sisa kepemilikan modalnya, pun ikut melepas sahamnya. Konsorsium dari Cina, Suning Holding Group menjadi pihak baru yang mengambil mayoritas kepemilikan modal di Inter Milan dengan menamkan modal senilai 207 juta euro.

Angka tersebut membuat Suning menjadi pemilik 70 persen kepemilikan Inter Milan. Sementara sebanyak 30 persen lagi masih dimiliki oleh Thohir. Meski tak lagi sebagai pemilik mayoritas, Suning masih mempercayakan posisi presiden Inter Milan kepada Thohir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement