Selasa 06 Mar 2018 06:11 WIB

Guardiola Terima Dakwaan FA Terkait Pemakaian Pita Kuning

FA menganggap Guardiola 'bermain' dengan politik yang dilarang masuk ke sepak bola.

Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengenakan pita kuning pada laga final Piala Liga Inggris.
Foto: AP Photo/Tim Ireland
Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengenakan pita kuning pada laga final Piala Liga Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Manchester City Pep Guardiola menerima dakwaan FA yang melarangnya mengenakan pita kuning pada sejumlah pertandingan the Citizens. FA menganggap Guardiola 'bermain' dengan politik yang dilarang masuk ke lapangan sepak bola, dengan memberikan dukungan terhadap para politisi pro-kemerdekaan di kampung halamannya Katalunya.

Mantan pelatih Barcelona itu berulang kali mengenakan pita kuning pada pertandingan-pertandingan Liga Inggris. Ia juga melakukannya pada pertandingan di kompetisi piala domestik dan Eropa. 

Pada Desember, FA sudah memberikan dua kali teguran. Akan tetapi, Guardiola tak mengindahkan. Alhasil, FA mendakwa dirinya karena dianggap melanggar peraturan pakaian dan iklan.

"Proses persidangan telah diminta, dengan tanggal yang belum ditentukan," kata pernyataan FA dikutip Reuters.

(Baca juga: Damprat Guardiola, Bos FA: Pita Kuning Simbol Perpecahan)

Pria Spanyol berusia 47 tahun itu mengenakan pita saat timnya memenangi final Piala Liga atas Arsenal dengan skor 3-0 di Stadion Wembley. Banyak penggemar City yang juga mengenakan pita kuning, yang harus mereka lepaskan saat memasuki Stadion Wembley sebelum laga dimula.

Guardiola tidak mengenakan pita itu saat timnya menang 1-0 atas Chelsea pada pertandingan Ahad (4/3).

Pada Senin (5/3), Ketua Eksekutif FA Martin Glenn menyuarakan pembelaannya terhadap keputusan organisasinya untuk mendakwa Guardiola.

Glenn belakangan meminta maaf terkait komentar-komentarnya mengenai simbol politik dan religius, di mana ia memasukkan Bintang Daud dan swastika Nazi pada sejumlah simbol yang harus dicegah memasuki dunia sepak bola.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement