Sabtu 10 Mar 2018 17:40 WIB

Guardiola yang tak Jera

Guardiola tetap ngotot dan terus mengenakan pita kuning sekalipun disanksi denda FA

Rep: Santi Sopia/ Red: Joko Sadewo
Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengenakan pita kuning pada laga final Piala Liga Inggris.
Foto: AP Photo/Tim Ireland
Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengenakan pita kuning pada laga final Piala Liga Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID,  MANCHESTER -- Setelah pertama kali menunjukkan simbol pita kuning pada 2017, pelatih Manchester City Pep Guardiola mengenakan lagi pita kuning saat Man City kalah 0-1 dari Wigan di Piala FA pada 19 Februari. Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) langsung menjatuhkan sanksi. FA beralasan tidak diperbolehkan adanya simbol politis di persepakbolaan Inggris.

Meski disanksi, Guardiola seolah tak pernah jera. Ia kembali memakai pita kuning pada jas yang dipakainya setelah City memastikan trofi Piala Liga Inggris berkat kemenangan 3-0 atas Arsenal pada final yang digelar di Stadion Wembley, London, Senin (26/2) lalu.

Dilansir the Guardian, Sabtu (10/3), kini mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen pun dikenakan denda 20 ribu poundsterling atau sekitar Rp 381 juta.

Pelatih berusia 47 tahun itu tidak memakai pita kuning saat pertandingan Liga Primer Inggris melawan Chelsea, pekan lalu, tapi melakukannya saat konferensi pers. Guardiola juga memakai pita kuning saat pertandingan Liga Champions melawan Basel karena badan sepak bola Eropa (UEFA) memiliki peraturan berbeda dan mengizinkannya selama berperilaku hormat.

Guardiola lagi-lagi tampak menempelkan pita kuning pada bajunya jelang laga melawan Stoke City, pekan ini.

Sebagaimana diketahui, simbol pita kuning melambangkan dukungan sang pelatih untuk dua anggota Katalan yang ditahan tanpa jaminan setelah pemungutan suara independen, yang dianggap ilegal oleh pemerintah Spanyol pada bulan Oktober.

FA menganggap pita kuning simbol politis terkait kemerdekaan Katalunya dari pemerintahan Spanyol. Tetapi sejak awal, Guardiola terus menyatakan itu bukan semata simbol politis melainkan demokrasi.

"Ini bukan tentang politisi, ini tentang demokrasi, ini membantu orang-orang yang sama sekali tidak melakukan apa-apa," ujarnya, dilansir Sky Sports.

Empat pemimpin Katalan dipenjara karena pemberontakan setelah referendum Oktober tentang kemerdekaan untuk wilayah tersebut. Guardiola merujuk Brexit dan referendum kemerdekaan Skotlandia. Ia menekankan Katalan hanya mencari proses damai yang serupa.

"Penduduk Katalan tidak memiliki senjata, melainkan senjata yang mereka miliki hanyalah suara," ujarnya.

Kepala eksekutif Asosiasi Sepakbola Martin Glenn mengonfirmasi peraturan ini diberlakukan mengingat ada hal-hal yang berpotensj memecah belah. Tak hanya simbol pita kuning, berbagai pesan politis mulai dari Bintang Daud, jadi palu dan sabit, swastika dan masih banyak lagi, tetap tidak diizinkan FA dimunculkan di kompetisi sepakbola.

Glenn menegaskan bahwa pita tersebut adalah simbol politik. "Kita tidak menginginkan simbol politik dalam sepak bola," tuturnya.

Guardiola pun menanggapi komentar tersebut dengan mengatakan Glenn "tidak mengerti kenyataan”.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement