Selasa 13 Mar 2018 08:26 WIB

Pemerintah Belum Respons Pengajuan Anggaran Tambahan Panahan

Bagaimana atlet menyesuaikan target kalau peralatan tidak dipenuhi

Rep: Lintar Satria/ Red: Hazliansyah
Atlet Panahan Indonesia Yurike Nina Bonita membidik sasaran saat final nomor compound tim putri pada 18th Asian Games Invitation Tournament di Lapangan Panahan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (15/2).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Atlet Panahan Indonesia Yurike Nina Bonita membidik sasaran saat final nomor compound tim putri pada 18th Asian Games Invitation Tournament di Lapangan Panahan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Tatang Ferry Budiman mengatakan sampai saat ini permohonan penambahan anggaran belum mendapat respons dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Tatang mengatakan anggaran yang diberikan Kemenpora sebanyak 70 persen untuk Pelatnas persiapan Asian Games 2018 tidak mencukupi.

"Kami belum dapat jatah busur lagi, peralatan belum dapat lagi. Sudah mengajukan ke Kemenpora, sudah lama, dari waktu persiapan Invitiation Games dari awal Desember sampai sekarang belum ada. Bagaimana atlet menyesuaikan (target) kalau peralatannya tidak cepat dipenuhi," kata Tatang, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (12/3).

Tatang mengatakan para atlet tidak hanya membutuhkan busur, tapi juga anak panah. Setiap pekannya selalu ada anak panah yang pecah. Bukan berarti anak panah yang sudah dibeli memiliki kualitas buruk, tapi karena anak panah memang rentan terhadap benturan.

"Kalau terpaksa kami beliin dulu pakai modal pribadi dulu, biasanya pribadi pelatih, nanti direimburs. Tapi bekas SEA Games di Malaysia saja sampai sekarang belum keluar. Ada alat yang dibeli pakai dana pribadi juga di Malaysia tapi sampai sekarang reimbursnya belum keluar," kata Tatang.

Tatang menambahkan 70 persen anggaran pelatnas Asian Games 2018 yang sudah diberikan Kemenpora tidak mencukupi untuk membeli peralatan. Karena anggaran tersebut tidak hanya dipakai untuk membeli peralatan tapi berbagai keperluan yang lainnya seperti try out di luar negeri.

"Try out yang kemarin di Bangkok saja sudah habis berapa puluh juta, kemarin cuma beli busur saja, nggak ke beli anak panahnya," kata Tatang.

Tatang juga menjelaskan setiap kategori harusnya memiliki empat atlet. Tapi karena keterbatasan anggaran, Indonesia hanya mampu menggunakan tiga atlet di setiap kategori. Menurut Tatang hal ini sangat merugikan karena negara-negara lainnya menggunakan empat atlet di setiap kategori.

"Jadi kami cuma 75 persen, kami sangat berharap bisa 100 atau 150 persen, bagaimana mau menang perang cuma 75 persen sedangkan negara lain 100 persen atau 150 persen jadi kalau begitu masuk lapangan sudah terpilih atlet yang terbaik. Kalau 75 persen, kalau satu sakit sudah habis kita," kata Tatang.

Sementara itu Kemenpora menyatakan dana untuk peralatan sudah termasuk di 70 persen anggaran pelatnas Asian Games 2018 tersebut. Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Mulyana, mengatakan induk cabang olahraga (cabor) yang membeli peralatan karena Kemenpora sendiri tidak mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tiap cabor.

"Anggarannya itu sudah paket itu, jadi setiap cabor itu anggarannya adalah paket dari seluruh komponen kebutuhan diantaranya adalah peralatan latihan, dengan anggaran yang sudah disediakan digunakanlah untuk membeli peralatannya," kata Mulyana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement