Senin 19 Mar 2018 08:35 WIB

Kemenangan Kevin/Marcus Sudah Diprediksi

Satu gelar ini bukan hasil yang jelek bagi Indonesia, tapi tak boleh juga puas diri.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Endro Yuwanto
Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon
Foto: dok PP PBSI
Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Indonesia berhasil mendapat satu gelar juara di All England 2018 BWF World Tour Super 1000 melalui pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Dalam laga final Ahad (18/3) di Arena Birmingham, Inggris, pasangan ini meraih kemenangan keempat kalinya atas pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-18, 21-17.

Atas pencapaian ini, Chef de Mission tim Indonesia di All England 2018 Achmad Budiharto mengatakan, kemenangan Kevin/Marcus sudah bisa diperkirakan. "Kalau lihat jalannya pertandingan dari awal, kelihatannya memang mudah," ujar Achnmad dalam siaran pers PBSI yang diterima Republika.co.id, Senin (19/3).

Tapi, Budiharto menambahkan, lawan tidak bodoh. Boe/Mogensen berupaya menerapkan strategi mengganggu Kevin/Marcus dengan memperlambat tempo dan beberapa aksi lainnya. Meski sempat terpengaruh, ganda putra Indonesia nomor satu dunia itu bisa mengantisipasinya.

Budiharto mengatakan, satu gelar ini bukanlah hasil yang jelek bagi Indonesia, tapi tidak boleh juga mudah berpuas diri. Ia berharap, para pelatih dan pemain bisa terus berkomitmen meraih gelar. Turnamen terdekat yang akan diikuti para pemain elite adalah Badminton Asia Championships 2018 yang rencananya akan dilangsungkan di Wuhan, Cina, pada 24-29 April 2018.

Budiharto juga menggarisbawahi soal penampilan tim ganda campuran. Pasangan juara All England tiga kali, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menjadi harapan untuk meraih gelar, dihentikan junior mereka, Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja. Di pertandingan babak kedua, Hafiz/Gloria menang lewat pertarungan dramatis dengan skor 18-21, 21-15, 30-29.

"Kami antara bahagia dan kecewa. Di satu sisi kami bahagia karena pasangan muda pelapis, Hafiz/Gloria sudah mulai bisa menunjukkan kelasnya. Di sisi lain, kami kecewa tidak bisa mendapat gelar dari ganda campuran, karena di samping ganda putra, kami juga berharap dari ganda campuran," jelas Budiharto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement