REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi Liga 1 2018 masih mengakomodasi perkembangan pemain muda di Indoensia. Musim ini Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) bersama operator Liga Indonesia Baru (LIB) dan klub peserta setuju tetap mewajibkan adanya pemain-pemain muda Tanah Air yang ambil bagian dalam kompetisi kasta utama.
Bahkan musim kompetisi tahun ini, jumlah kewajiban klub atas pemain muda lebih banyak. Pada Liga 1 2017, 18 klub peserta diwajibkan mendaftarkan lima pemain U-23. Dari jumlah tersebut tiga di antaranya wajib main minimal selama 45 menit.
Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono menerangkan, di Liga 1 2018, federasi dan 18 klub pesertanya setuju dengan jumlah pemain U-23 sebanyak tujuh nama dari total 30 pemain yang didaftarkan.
Tapi kata Joko, penambahan jumlah pemain U-23 tersebut tak mewajibkan klub-klub peserta kompetisi memainkan para penggawa mudanya saat pertandingan.
Joko beralasan, karena musim ini Liga 1 lebih kepada aksi pengembangan pemain-pemain muda. Sedangkan musim lalu, Liga 1 sebagai gelanggang mencari bibit pemain muda untuk kebutuhan timnas Indonesia.
"Tahun lalu pentingnya U-23 karena pelatih (timnas) Luis Milla memerlukan pemain untuk SEA Games 2017," kata dia, Rabu (21/3).
Sedangkan musim ini, Joko menjelaskan kebutuhan pemain U-23 di timnas Indonesia sudah terpenuhi. Bahkan kata Joko, tim kepelatihan nasional sudah 90 persen mempunyai proyeksi skuat Garuda menuju Asian Games 2018.
"Oleh karena itu, tujuan dari pemain U-23 tahun ini lebih kepada youth development (pengembangan pemain muda)," kata dia.
Pengembangan pemain muda tersebut, Joko mengatakan sebetulnya lebih spesifik menguatkan U-19 beserta turunannya sampai ke level junior. Karena itu di barisan U-19, PSSI meminta LIB memastikan kewajiban klub-klub Liga 1 musim ini punya skuat U-19 yang juga akan berkompetisi di Liga 1 U-19 2018.
Presiden Direktur LIB Berlinton Siahaan menyampaikan, adanya kewajiban pengembangan usia muda oleh 18 klub kasta utama memengaruhi gelontoran nilai kontribusi dan subsidi peserta kompetisi.
Kata dia musim 2018, 18 klub Liga 1 berhak dengan nilai subsidi peserta sebesar Rp 7,5 miliar. Besaran itu sama dari nilai subsidi 2017. Tetapi kata Berlinton, tahun ini pencairan subsidi berbeda dari tahun yang lalu. Musim lalu gelontoran uang subsidi dibayarkan per termin selama delapan bulan.
Tahun ini pembayaran subsidi dilakukan pada awal kompetisi dengan besaran pertama Rp 5 miliar. Sisanya, Rp 2,5 miliar akan diberikan jika manajemen klub mempunyai program-program yang digariskan PSSI untuk pengembangan usia muda. Terutama U-19.
"Kita mensinkronisasikan antara program-program PSSI yang harus dijalankan oleh klub-klub," ujar dia.