REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pertandingan perdana Liga 1 antara tuan rumah PSM Makassar melawan PSIS Semarang di Stadion Gelora Andi mattalatta mattoanging Makassar, Sulawesi Selatan, tanpa atribut suporter. Hal itu menyusul kericuhan yang terjadi di Stadion Mattoanging musim lalu.
Sekretaris Klub PSM Makassar, Andi Widya Syadzwina, mengingatkan kembali agar semua stakeholder termasuk para suporter mematuhi sanksi tanpa atribut suporter yang diberikan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
"Kami ingin mengingatkan kembali agar tidak menggunakan atribut klub saat PSM melawan PSIS tanggal 25 Maret 2018. Kita masih harus menjalani sanksi," kata dia, Kamis (22/3).
Manajemen berharap suporter bisa kembali melakukan hal yang sama saat tim Juku Eja menghadapi Madura United di kompetisi Liga 1 musim lalu.
Ketika itu, para pendukung dan seluruh penggemar setia PSM Makassar dapat hadir di Stadion Andi Mattalatta namun tanpa menggunakan atribut PSM.
Perempuan yang akrab disapa Wina itu menjelaskan, sanksi itu memang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI musim lalu. Meski liga memasuki musim baru, namun tidak ada penghapusan sanksi.
"Kami berharap seluruh pihak terkhusus para suporter dapat memahami ini. Kita harus memberikan contoh yang baik bahwa PSM Makassar adalah tim yang taat aturan dan suporternya pun demikian. Kita telah melalui laga kontra Madura bersama-sama dengan solid dan kompak. Kami yakin kita juga bisa melewati sisa hukuman dengan kebersamaan dan tetap menjaga nama baik PSM Makassar," ujarnya lagi.
Sanksi ini adalah imbas dari kerusuhan saat laga melawan Bali United di penghujung Liga 1 2017. Komdis PSSI saat itu menjatuhkan hukuman 4 laga kepada suporter PSM.
"Semoga ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," kata dia.