Kamis 22 Mar 2018 21:30 WIB

BWF akan Pertimbangkan Semua Masukan Terkait Aturan Servis

BWF telah menerima tanggapan awal dari para pejabat teknis

Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (kanan) di podium juara All England 2018, Ahad (18/3).
Foto: AP Photo/Rui Vieira
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (kanan) di podium juara All England 2018, Ahad (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketentuan mengenai batasan servis bulu tangkis telah diujicobakan di dua laga Jerman Terbuka dan All England 2018. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) optimistis hal itu menjadi langkah awal untuk membuat aturan dan penilaian servis lebih sederhana dan objektif.

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund, mengatakan, setelah uji coba batasan servis di dua turnamen (Jerman Terbuka 2018 dan All England 2018), BWF telah menerima tanggapan awal dari para pejabat teknis yang menurutnya positif dan informatif.

"Reaksi dari komunitas bulu tangkis global cukup menarik. Tanggapan dari wasit, mengusulkan pengenalan instrumen untuk membantu mereka dalam penilaian servis, cukup membantu. Kami juga mencatat beberapa pemain tunggal mengatakan mereka tidak memiliki masalah dalam melakukan servis," kata Lund dalam keterangannya.

Kendati demikian, Lund mengakui adanya kritikan pada ketentuan servis yang juga menurutnya merupakan aspek penting dalam olahraga. Namun dia menegaskan BWF ingin memastikan keadilan yang lebih besar dalam penilaian servis serta bagaimana mengaplikasikannya.

"Sudah tentu, setiap perubahan yang diusulkan, kapanpun, terutama aspek penting dalam olahraga, selalu ada berbagai pandangan. Dan kami akan mempertimbangkan semuanya," ujar Lund.

Menanggapi komentar beberapa tokoh penting dalam bulu tangkis, Lund menekankan bahwa sebelum keputusan diambil. Ada konsultasi terperinci dengan para pelatih top dari sejumlah negara berpengaruh di bulu tangkis.

"Selama konsultasi, para pelatih sepakat untuk menguji beberapa pilihan batasan ketinggian servis di negara-negara tertentu. Ada konsensus hal itu akan menjadi langkah berikutnya dan kami lakukan sekarang. Setelah itu, kami setuju untuk menguji aturan tersebut di event BWF, seperti yang sedang kami lakukan sekarang," kata Lund menjelaskan.

Menyusul proposal dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) tahun lalu untuk mencoba batasan servis yang disetujui oleh anggota BWF. Akhirnya federasi mulai pengujian sejak Maret 2018 di Jerman Terbuka pada 6 Maret yang diikuti All England 2018 pekan lalu.

Aturan batasan servis sendiri mengharuskan pertemuan shuttlecock dan kepala raket, tak boleh lebih tinggi dari jarak 115 cm dari permukaan lapangan yang merubah ketentuan sebelumnya yakni tinggi servis disesuaikan dengan antropometri tubuh masing-masing pemain, yaitu di rusuk terbawah.

Semua turnamen Grade 1, terkecuali Kejuaraan Dunia Junior, juga akan menjalani uji coba seperti halnya event Grade 2 (BWF World Tour dan BWF Tour Super 100) dan kejuaraan benua pada bulan April mendatang. Sampai sekarang, pengujian tersebut diperkirakan akan berjalan hingga akhir tahun.

Lund mengungkapkan bahwa, keputusan akhir dari aturan ini ini, tergantung pada tanggapan lebih lanjut dari masa-masa uji coba ini.

"BWF akan menentukan apakah 1,15 meter adalah ketinggian yang benar atau seharusnya sedikit lebih tinggi," ucap Lund.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement