REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara bertahan Indonesian Basketball League (IBL), Pelita Jaya (PJ) Basketball nyaris mencatat rekor sempurna pada babak reguler IBL Pertalite musim 2017/2018. Namun, rekor tak terkalahkan tersebut harus ternoda ketika Stapac Jakarta berhasil mengalahkan PJ pada Seri Yogyakarta dengan skor 67-60. Itu satu-satunya kekalahan pada musim ini.
Kini, PJ akan kembali berhadapan dengan Stapac pada semifinal Divisi Putih IBL Pertalite 2017/2018. Tim asuhan Johanis Winar ini tidak mau lengah lagi kala bersua Stapac pada laga pertama di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (5/4).
"Kami belajar banyak dari kekalahan di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Ada beberapa faktor yang membuat kami kalah, di antaranya kami banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Ahang, sapaan akrab Johanis Winar Rabu (4/4).
Ia mengatakan, para pemain terburu-buru sehingga membuat turn over (TO). Saat itu, Wayne Bradford dkk mencatatan 20 TO. "Itu terlalu banyak, harusnya maksimal 15 TO," kata Ahang.
Ahang menambahkan, selain membuat banyak kesalahan, pasukannya juga kurang agresif dalam rebound ofensif. Padahal, PJ unggul materi pemain dalam. "Sekarang kami merapikan permainan," ujarnya.
Lamanya waktu istirahat menunggu partai semifinal hingga sebulan membuat PJ harus mampu menjaga semangat dan ritme permainan. Untuk itu, PJ mendatangkan practise pelayer untuk gim internal. Sebab, sulit mencari lawan sepadan pada fase ini. PJ menggaet sejumlah pemain asing yang timnya telah tersisih di IBL Pertalite.
Meski memperkirakan timnya bakal mendapat perlawanan ketat dari Stapac, Ahang berharap timnya mampu memenangkan pertandingan semifinal yang menggunakan best of three ini dengan 2-0 langsung.
"Kami ingin di Bandung hanya main satu kali untuk memastikan langkah ke final IBL," tegasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
