Ahad 15 Apr 2018 18:37 WIB

Pelari Kenya Tampil Dominan di Mandiri Jogja Marathon 2018

Event ini lebih mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya dan produk lokal.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Mandiri Jogja Marathon 2018.
Foto: Antara.
Mandiri Jogja Marathon 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pelari-pelari Kenya mendominasi perhelatan Mandiri Jogja Marathon 2018 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DIY dan Bank Mandiri untuk mempromosikan keindahan alam dan budaya lokal.

Duo pelari Kenya, Geoffrey Birgen dan Peninah Jepkoech Kigen Sain Alim, menjadi yang tercepat pada kelas paling bergengsi, kategori 42 kilometer open putra dan putri dalam ajang Mandiri Jogja Marathon 2018.

Catatan waktu yang diraih adalah 2:21:55 dan 2:53:35. Adapun runner up putra juga diraih pelari Kenya Josphat Kiptanui Cheboi Too dengan waktu 2:24:30 dan peringkat ketiga putra direbut Elisha Kiprotich Sawe juga dari Kenya setelah membukukan waktu 2:30:38.

Sedangkan pada kategori 42 km open putri, tampil sebagai yang tercepat kedua Margaret Wangui Njuguna dari Kenya dengan waktu 2:53:43 dan tercepat ketiga Bundotich Pamela Chepkoech dari Malaysia dengan 2:54:21.

Memilih lokasi start dan finish di kawasan Candi Prambanan, Sleman, DIY, lomba internasional itu menempuh rute-rute yang memperlihatkan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal dengan melewati puluhan desa dan tiga tujuan wisata utama di Yogyakarta, yakni Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Monumen Taruna.

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengharapkan dalam kegiatan yang melibatkan sekitar sekitar 8.000 pelari dalam dan luar negeri yang ambil bagian dari event tersebut dapat menikmati sekaligus mempromosikan ajang Mandiri Jogja Marathon sebagai salah satu event sport tourism yang layak diikuti secara rutin.

"Sebagai kota budaya, event olahraga ini diharapkan yang bisa mengangkat dan mempromosikan kekayaan budayanya di tingkat internasional sehingga bisa meningkatkan angka kunjungan wisata di Yogyakarta pada khusunya dan Indonesia pada umumnya," kata Kartika, dalam kegiatan yang digelar pada Ahad (15/4) tersebut.

Ia menambahkan, para pelari yang mengikuti ajang ini sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek dan kota-kota lain di Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti peserta dari beberapa negara lain seperti Malaysia, Jepang, Kenya, Brunei Darussalam, Irlandia, India, China, Brazil, Singapura, Filipina, dan Australia.

"Menginjak penyelenggaraan kedua ini, kami cukup puas dengan meningkatnya animo peserta yang ambil bagian. Ini menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya berolahraga, serta semakin populernya olahraga lari di Tanah Air," ujarnya.

Pada penyelenggaraan tahun ini, lanjut Kartika, Pemerintah Provinsi DIY dan Bank Mandiri lebih mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya dan produk lokal sehingga dapat memacu pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Yogyakarta.

Salah satu caranya, tambah kartika, adalah dengan melibatkan banyak sekolah, sanggar, komunitas seni, dan kelompok-kelompok lainnya untuk berperan aktif pada Mandiri Jogja Marathon. Sehingga, kesenian dan tradisi lokal Yogyakarta dapat lebih dikenal secara luas, baik oleh pelari, keluarga pelari, maupun pendukung lainnya.

Menurutnya, Bank Mandiri juga ingin menjadikan ajang marathon internasional ini sebagai event untuk memperkenalkan produk keuangan yang dimiliki Bank Mandiri, khususnya sebagai alat pembayaran.

Guna memberikan brand experience kepada para pengunjung, seluruh transaksi pembelanjaan di arena Mandiri Karnaval akan menggunakan alat pembayaran non tunai Bank Mandiri yang meliputi kartu debit, kartu kredit, kartu prabayar Mandiri e-Money, serta Mandiri e-cash.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement