REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Tawaran Maroko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 menjadi fokus perhatian pada Senin (16/4) saat gugus tugas badan sepak bola dunia (FIFA) melakukan kunjungan inspeksi untuk menilai kemampuan negara itu sebagai penyelenggara turnamen. Maroko satu-satunya saingan Amerika Serikat bersama Kanada dan Meksiko, yang menawarkan diri untuk menggelar event akbar itu dan Kongres FIFA akan memilih tuan rumah definitif di Moskow pada 13 Juni.
Komite penawaran Maroko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa satuan tugas yang terdiri dari lima orang itu akan mengunjungi beberapa kota antara 17-19 April. Kunjungan meliputi peninjauan stadion, kamp pelatihan dan lokasi festival fan, bersama dengan tempat-tempat lain yang terkait dengan organisasi kompetisi.
Gugus tugas akan menggunakan sistem penilaian poin untuk mengevaluasi dua kandidat dan tawaran yang tidak memenuhi skor minimum pada sejumlah poin yang berbeda akan didiskualifikasi sebelum pemungutan suara terakhir di Rusia.
"Maroko menawarkan ... konsep yang inovatif dan kompak untuk memastikan efisiensi operasional, profitabilitas luar biasa dan warisan abadi di Maroko dan Afrika," kata Presiden Komite Penawaran Piala Dunia Maroko, Moulay Hafid Elalamy dalam pernyataannya.
Dia menambahkan, kunjungan itu akan berusaha untuk menyampaikan visi tawaran yang rendah hati, bersemangat, dan ditentukan, tetapi di atas semua itu adalah profesionalisme dan solid.
Tawaran Maroko sangat bergantung pada gairah negara untuk sepak bola dan budaya penggemarnya, ukurannya yang relatif kompak serta kedekatannya dengan Eropa dan faktor iklim. Maroko telah membuat empat tawaran yang gagal untuk menjadi tuan rumah turnamen pada 1994, 1998, 2006 dan 2010, meskipun sudah mendekat pada tiga kesempatan.
Negara ini berada di urutan kedua di AS untuk 1994, di belakang Prancis pada 1998 dan baru saja kalah dari Afrika Selatan pada putaran final 2010, satu-satunya saat turnamen tersebut diadakan di Afrika.