Selasa 17 Apr 2018 22:08 WIB

Pelatih Pelita Jaya Andalkan Pemain Senior di Final

Pemain senior bisa memberikan ketenangan dalam skuat kala menghadapi laga-laga ketat.

Pelatih pelita Jaya Basketball Johannis Winar (kanan).
Foto: Dok IBL
Pelatih pelita Jaya Basketball Johannis Winar (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim Pelita Jaya (PJ) Basketball Johannis Winar menyebut para pemain senior di timnya dapat berperan penting di laga final Indonesian Basketball League (IBL) Pertalite 2017/2018 melawan Satria Muda Pertamina. Laga pertama akan digelar Kamis (19/4).

Menurut Ahang, sapaannya, pemain senior seperti Amin Prihantono (35 tahun), Andrie Ekayana (35 tahun) dan Xaverius Prawiro (31 tahun) bisa memberikan ketenangan dalam skuat kala menghadapi laga-laga ketat nan sulit.

"Ketenangan bermain hanya bisa didapatkan setelah bermain selama bertahun-tahun. Mudah-mudahan dengan pengalaman itu, mereka bisa mengatasi situasi di lapangan," ujar Ahang di Jakarta, Selasa (17/4).

Dia mencontohkan kala timnya bertanding di laga ketiga semifinal Divisi Putih IBL 2017-2018 melawan Stapac Jakarta, Ahad (8/4).

Dalam partai penentuan tersebut, PJ kalah di tiga kuarter dari Stapac sebelum menyamakan kedudukan di kuarter empat dan memaksakan digelarnya babak tambahan (OT). Di sinilah pemain senior PJ menunjukkan taji, terlihat dari dua tembakan bebas Xaverius di 10 detik terakhir babak OT yang melesak mulus ke keranjang Stapac untuk membawa PJ menang 77-76 dan melaju ke final.

"Saat itu saya pertahankan Amin dan Xaverius di kuarter keempat sampai OT karena memang itulah nilai mereka. Mereka berhasil menunjukkan mengapa mereka dibutuhkan oleh tim. Itulah alasan mengapa nilai mereka tinggi," kata Ahang.

Selain hal-hal tersebut, pemain seperti Andrie Ekayana dan Xaverius disebut Ahang juga bisa menjadi sosok sentral pemulai serangan PJ, sebagai substitusi point guard asal Amerika Serikat Wayne Bradford.

Kedua pemain yang direkrut pada musim 2017-2018 tersebut dianggap memiliki kemampuan olah bola yang mumpuni. Pada musim 2017, Ahang menyebut timnya kekurangan pemain bertipe pembawa bola meski di musim itu mereka keluar sebagai juara.

"Di musim 2017, kami kelabakan ketika menghadapi tim dengan permainan menekan. Namun untung saja di musim ini kami bisa mengatasi kekurangan itu dengan perekrutan Andrie Ekayana dan Xaverius," tutur dia.

Adapun Final IBL 2017-2018 dimulai pada Kamis (19/4) di Britama Arena, Jakarta, yang menjadi markas SM. Babak pamungkas berformat best of three ini akan berlanjut pada Sabtu (21/4) di kandang PJ Basketball, Hall A Basket Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB), Kuningan, Jakarta. Kalau kedudukan masih imbang 1-1, partai final akan dilangsungkan pada Ahad (22/4) kembali di Hall A Basket GMSB.

Pertandingan final PJ Basketball versus SM Pertamina di IBL 2017/2018 merupakan ulangan final IBL 2017. Ketika itu, PJ keluar sebagai pemenang. Kedua tim sempat pula bertemu di final turnamen pramusim Perbasi Cup 2017, di mana PJ juga sukses membungkam SM dan menjadi kampiun. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement