Selasa 17 Apr 2018 23:10 WIB

IBL Sanksi Satu Wasit Semifinal Stapac Vs Pelita Jaya

Ia dihukum larangan memimpin pertandingan IBL yang berlaku mulai final IBL 2017/2018.

Pertandingan kedua semifinal IBL Pertalite antara Pelita Jaya dan Stapac.
Foto: Dok IBL
Pertandingan kedua semifinal IBL Pertalite antara Pelita Jaya dan Stapac.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Basketball League (IBL) memberikan sanksi kepada seorang wasit yang bertugas pda laga ketiga semifinal IBL Pertalite 2017/2018 yang mempertemukan Pelita Jaya (PJ) Basketball versus Stapac Jakarta di GOR C-Tra Arena, Bandung, Ahad (8/4). Direktur IBL Hasan Gozali, di Jakarta, Selasa, menyebutkan wasit bernama Arnaz Anggoro itu dihukum larangan memimpin pertandingan IBL yang berlaku mulai final IBL 2017/2018 hingga beberapa seri IBL musim 2018/2019.

"Kami belum tentukan berapa seri. Yang pasti dia akan mendapatkan sanksi karena ada human error pada laga itu," ujar Hasan.

Menurut Hasan, kesalahan Arnaz terjadi pada 11 detik menjelang babak tambahan (over time) pada laga ketiga semifinal PJ kontra Stapac berakhir. Saat itu skor masih 76-75 untuk keunggulan Stapac dan kemelut terjadi di bawah keranjang Stapac.

Bola hasil lemparan tak sempurna point guard PJ Wayne Bradford diperebutkan oleh para pemain Stapac dan kapten PJ Ponsianus Nyoman Indrawan di paint area. Hasilnya, bola itu keluar lapangan dan Arnaz menyatakan bola menjadi milik Pelita Jaya.

(Baca juga: Pelita Jaya Andalkan Pemain Senior di Final)

Keputusan itu diprotes oleh para pemain Stapac yang menganggap bola terakhir kali menyentuh tangan Koming, sapaan Ponsianus Nyoman. Wasit bergeming dengan keputusannya dan tidak melihat rekaman pertandingan melalui instant replay system (IRS). Padahal, dalam cuplikan laga tersebut, terlihat bahwa tangan Kominglah orang terakhir yang mengenai bola dan seharusnya lemparan ke dalam diberikan kepada Stapac.

"Banyak yang bertanya kepada kami kenapa instant replay system tidak dipakai ketika itu meski waktu dan kondisinya tepat untuk diterapkan. Peraturan ini harus dibenahi lagi musim depan," tutur Hasan.

PJ akhirnya melaju ke final IBL 2017/2018 usai mengandaskan perlawanan Stapac Jakarta 2-1 di semifinal dengan format best of three. Sementara SM Pertamina lolos ke final setelah menaklukkan BSB Hangtuah di empat besar juga dengan memimpin 2-1.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement