Kamis 19 Apr 2018 22:59 WIB

PSSI Terima dan Siap Jalankan Sanksi FIFA

PSSI dikenai denda senilai 30 ribu Swiss Franc (CHR) atau setara dengan Rp 426 juta.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Wakil Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Joko Driyono
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Joko Driyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI berkomitmen akan menjalankan sanksi dari FIFA. Badan sepak bola nasional tersebut pun akan mengeksekusi hukuman dari federasi dunia terhadap sejumlah klub di kompetisi Indonesia musim ini.

Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono, menyampaikan, kepengurusannya sudah menerima salinan keputusan dari Komisi Disiplin (Komdis) FIFA, pada Kamis (19/4). Dalam keputusan tersebut, PSSI dikenai denda senilai 30 ribu Swiss Franc (CHR) atau setara dengan Rp 426 juta.

Hukuman denda tersebut lantaran PSSI dinilai membangkang terhadap keputusan Komdis FIFA tentang perintah agar federasi nasional mengurangi nilai klasemen akhir lima tim di kompetisi nasional 2017. "Kami sudah menerima sanksi (FIFA) itu. Dan tetap akan mengeksekusi keputusan Komisi Disiplin FIFA itu," kata Joko, Kamis (19/4).

Joko menerangkan duduk perkara kasus tersebut. Menurut dia, musim Liga 1 dan Liga 2 2017 memang ada enam kasus di lima tim yang bermasalah soal hak dan tanggung jawab terhadap pemainnya. Tim tersebut yakni Madura United dan Persegres Gresik United di Liga 1. Di Liga 2, ada Persiwa Wamena, Persik Kediri, dan Persepam.

Sengketa antara tim dan pemainnya tersebut sampai ke meja Badan Sengketa Internasional (Dispute Resolutioan Chamber-DRC) yang menjadi lembaga pengadil sengketa di bawah kordinasi FIFA. DRC, dalam putusannya pada Juli dan Agustus 2017 memutuskan klub-klub tersebut terbukti tak memenuhi tanggung jawab terhadap pemainnya.

Tanggung jawab tersebut, Joko mencontohkan, seperti penunggakan gaji pemain, bahkan ada klub yang tak membayarkan upah bermain pemainnya. Keputusan DRC tahun lalu itu memerintahkan FIFA agar meminta PSSI menghukum tim-tim tersebut. Salah satu hukumannya, yaitu berupa pengurangan nilai klasemen di akhir kompetisi   resmi terhadap klub-klub bersengketa itu.

Akan tetapi, Joko mengakui, PSSI tak bisa mengeksekusi seluruh hukuman terhadap lima klub tersebut. Sebab kata dia, musim 2017 lalu tim-tim itu berada di dua kompetisi yang menggunakan sistem gelaran berbeda. Kata dia, PSSI hanya baru sanggup mengeksekusi pengurangan nilai klasemen tersebut terhadap dua tim di Liga 1.

Yakni, Madura United dan Persegres Gresik. Dua tim tersebut diterangkan Joko sudah dikurangi nilai klasemen akhirnya di Liga 1 masing-masing sebanyak tiga angka dari hasil seluruh rangkaian hasil tanding. Klub-klub di Liga 2 belum bisa dieksekusi. Apalagi, untuk Persik Kediri yang saat ini main di Liga 3, terang Joko.

Pengurangan nilai akhir dua tim Liga 1 tersebut, kata Joko menjadikan Madura United mengakhiri Liga 1 musim lalu dengan nilai 57 angka dari total 60 yang diraih. Sementara Persegres menjadi cuma memiliki nilai klasemen akhir tujuh angka dari 10.

Akan tetapi menengok peringkat, pengurangan nilai dua klub itu tampak belum dijalankan. Sebab Madura United, pada bagan klasemen final Liga 1 yang pernah disiarkan operator Liga Indonesia Baru (LIB), masih di peringkat kelima dengan nilai 60 angka.

Posisi tersebut di atas Persipura Jayapura di peringkat keenam dengan nilai yang sama, 60 angka. Sementara Persegres, juga tetap berada di peringkat ke-18 di dasar klasemen dengan 10 angka.

Sementara tim-tim terhukum lainnya, Joko mengatakan pengurangan nilai klasemennya baru akan dimulai pada musim 2018. Persepam dan Persiwa Wamena yang musim ini berkompetisi di Liga 2 bakal memulai kompetisi strata kedua tersebut dengan nilai minus. Khusus Persiwa, Joko menegaskan akan memulai Liga 2 dengan nilai klasemen awal minus enam.

Menurut Joko, itu karena Persiwa Wamena menyisakan dua kasus dalam putusan DRC yang disampaikan kepada PSSI via Komdis FIFA. Sedangkan Persepam, memulai Liga 2 dengan nilai minus tiga angka. Adapun Persik Kediri yang musim ini bermain di Liga 3 juga akan memulai gelaran dengan nilai minus tiga.

Hanya Joko menerangkan, eksekusi hukuman berupa pengurangan nilai klasemen terhadap klub-klub tersebut, tetap tak menggugurkan kewajiban PSSI membayar denda kepada FIFA. Sebab, kewajiban PSSI menjalankan pengurangan nilai tersebut, seharusnya dilakukan pada tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement