REPUBLIKA.CO.ID, Gelar pesepak bola terbaik Liga Primer Inggris 2017/2018 versi asosiasi pemain (PFA) jatuh ke tangan Mohamed Salah tanpa gugatan. Nyaris tidak terdengar suara-suara kontra dengan terpilihnya winger Liverpool itu sebagai pemain terbaik di Liga Primer Inggris musim ini.
Kecutnya komentar hanya keluar dari kubu Manchester City. Maklum, sebagai kampiun liga musim ini, City menganggap wakil dari mereka yang pantas meraih penghargaan. "Harusnya Kevin De Bruyne," kata juru taktik City Josep Guardiola.
Mantan pelatih Barcelona ini seolah lupa, status pemain terbaik tak harus selalu disabet oleh pesepak bola dari tim yang berjaya. Megabintang Barcelona Lionel Messi adalah contoh nyata.
Pemain yang pernah dibesut oleh Guardiola ketika masih melatih Barca itu meraih titel pemain terbaik dunia tahun 2010 silam. Pemberian trofi Ballon d'Or (pemain terbaik dunia) ke dekapan Messi menimbulkan gelombang tanya yang sangat deras.
Kala itu, Messi nirgelar Liga Champions. La Pulga juga berantakan bersama negaranya, Argentina pada Piala Dunia 2010. Di level domestik pun Messi tak bisa membawa Barca mendominasi.
Barca hanya mengamankan gelar juara La Liga Spanyol, sedangkan trofi Copa Del Rey dibawa pulang oleh Sevilla. Bahkan, di kompetisi Piala Raja tersebut, Messi tak mampu membawa Barca ke partai final.
Lalu apa respons Guardiola saat itu? Tentu saja, sosok berpaspor Spanyol ini tak mempermasalahkannya. "Messi sangat layak, dia yang terbaik, bahkan mungkin sepanjang masa," ujar Guardiola kala itu.
Kini, Salah bisa mengekor jejak Messi. Bukan tak mungkin, andai Salah sukses mengantar Liverpool meraih trofi Liga Champions musim ini, maka gelar Ballon d'Or akan jadi miliknya.
Bersama rekan-rekannya, pemain berkebangsaan Mesir itu sudah melangkahkan satu kaki di babak final. Salah tampil impresif di sepanjang kompetisi antarklub terbaik Eropa.
Terbaru, bekas pemain Chelsea tersebut membuat dua gol dan dua assist untuk kemenangan Liverpool atas AS Roma dengan skor 5-2 di leg pertama semifinal Liga Champions. Salah cuma perlu melanjutkan kegaharannya dalam dua pertandingan (satu semifinal leg kedua dan satu final) demi menyabet trofi Si Kuping Besar.
Trofi Liga Champions ini bukan satu-satunya jalan bagi Salah untuk bisa memupuk mimpi meraih Ballon d'Or 2018. Pemain berusia 25 tahun itu masih punya panggung pembuktian dalam ajang Piala Dunia di Rusia bulan Juni mendatang.
Jika bisa mengguncang dunia dengan minimal membawa Mesir ke babak final, niscaya Salah akan jadi kandidat terkuat peraih Ballon d'Or 2018. Syarat ini bisa semakin dipertegas Salah dengan status top skorer kompetisi.
Baca juga: Potensi Salah Geser CR7-Messi di Perebutan Ballon d'Or (2)