REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Arema FC tidak dapat menggelar uji coba lapangan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), menjelang duel melawan Persebaya Surabaya, Ahad (6/5). Meski demikian, pelatih Arema FC, Joko Susilo, mengaku mengerti alasan anak asuhnya tidak bisa menjajal lapangan tersebut.
"Ada kendala pada uji coba lapangan. Kami sangat mengerti bagaimana kesulitan panitia pelaksana (panpel) pertandingan yang memaksa kami tidak bisa mencoba lapangan. Kami mengerti," kata Joko saat menggelar konferensi pers di kediaman wakil wali kota Surabaya, Sabtu (5/5).
Joko tidak memungkiri, uji coba lapangan sangat penting untuk mengetahui seluk beluk arena yang akan digunakan saat bertanding. Namun demikian, dirinya tidak ingin mempermasalhkan terlalu jauh dan mengaku mengerti atas apa yang diputuskan panpel.
"Tentu latihan resmi bagian terpenting dalam menyiapkan tim tapi kami sangat mengerti situasi," ujar Joko.
Terkait adanya komentar pihak Arema FC akan melayangkan surat keberatan atas peristiwa tersebut, Joko mengaku tidak mengetahuinya. Menurutnya, yang terpenting adalah dirinya terus menyemangati anak asuhnya agar siap saat bertanding.
"Nota protes kami tidak tahu. Itu ranahnya di pengurus (Arema FC) saja. Tugas kami harus membesarkan hati pemain kami. Mungkin kamu belum pantas di Gelora Bung Tomo. Karena pemain kami ingin sekali mencoba lapangan di situ," kata Joko.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menjelaskan alasan tidak mengizinkan adanya latihan resmi bagi Arema FC sebelum pertandingan melawan Persebaya Surabaya, seperti tertuang dalam surat bernomor B/ 1823/V/PAM3.3./2018/Bagops. Menurutnya, larangan tersebut dikeluarkan demi keamanan dan keselamatan para pemain Arema FC.
"Saya justru melarang untuk keamanan, untuk keselamatan para pemain. Kalau latihan sore ini takutnya malah besok tidak jadi bertanding," kata Rudi.