REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Teror bom di Surabaya berdampak pada pertandingan Persebaya kontra Persib di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (19/5). Diundurnya pertandingan karena keamanan di Kota Surabaya belum kondusif.
"Apa yang terjadi di Surabaya belakangan ini (terorisme--Red) di luar dugaan dan kemauan semua orang. Jadi, dengan melihat kondisi terakhir keamanan Kota Surabaya seperti ini, pihak kepolisian sudah memutuskan tidak mengeluarkan izin keamanan untuk menggelar laga melawan Persib akhir pekan nanti," kata Whisnu Sakti Buana, ketua panpel Persebaya, seperti dilansir dari laman resmi Persebaya, Senin (14/5).
Menurut Whisnu, upaya Persebaya mendapatkan izin keamanan sudah dilakukan sejak pekan lalu. Namun, aksi teror yang terjadi sejak Ahad (13/5) membuat aparat kepolisian berpikir ulang.
"Kami sudah berkonsultasi dengan liga terkait hal ini dan secara resmi laga melawan Persib ditunda. Jadwal terbaru sudah menjadi tanggung jawab liga," kata dia.
Pihak operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB), merespons kondisi keamanan terkini di Surabaya. Melalui surat 177/LIB/V/2018, operator menerbitkan surat penundaan pertandingan Persebaya menjamu Persib. Pertimbangan mereka, memperhatikan situasi keamanan setelah terjadi ledakan bom di Surabaya.
"Dengan melihat kondisi keamanan yang terjadi di Surabaya, menurut kami kondisi itu sudah masuk dalam kategori force majeure. Jadi, pertandingan Persebaya melawan Persib kami putuskan tidak bisa digelar sesuai jadwal," kata Tigorshalom Boboy, Chief Operating Officer PT LIB.
Tigor menuturkan, mereka akan mencari waktu yang pas untuk menggelar kembali pertandingan pekan kesembilan untuk kedua tim tersebut. LIB akan menyampaikan penetapan jadwal baru pada 24 Mei nanti.
Menanggapi hal tersebut, Media Officer Persib Irfan Suryadireja mengaku belum menerima keputusan tersebut. Ia mengaku akan mengecek pesan elektroniknya terkait penundaan tersebut, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.