REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberhasilan Inter Milan finis di peringkat empat Serie A menjadi catatan kesuksesan tersendiri bagi klub. Untuk pertama kalinya sejak musim 2011/2012, Inter Milan kembali tampil di kasta teratas liga antarklub di benua eropa.
Torehan ini seolah melengkapi keberhasilan yang dibukukan Erick Thohir dalam setiap lini olahraga yang dipimpinnya.
Belum lama, di benua yang berbeda, tepatnya di tanah air, klub bola basket Satria Muda Pertamina juga meraih prestasi dengan menjuarai IBL Pertalite musim 2017/2018. Gelar itu menjadi trofi ke-10 SM Pertamina menjuarai kasta tertinggi kompetisi bola basket tanah air.
Erick lantas berharap keberhasilan-keberhasilan itu juga akan terjadi pada penyelenggaraan Asian Games 2018, dimana ia didapuk sebagai Ketua Pelaksana Asian Games 2018.
Kepada Media, Senin (21/5) di Kantor INASGOC, Erick mengungkapkan kalau kesuksesan di SM Pertamina maupun Inter Milan memiliki benang merah yang sama. Yakni dengan kepempinan, manajemen serta kerja sama tim yang hebat. Inilah yang akan diterapkan dalam mensukseskan di Asian Games 2018.
Erick menceritakan, saat dibeli pertama pada tahun 1999, SM Pertamina merupakan tim peringkat terbawah dengan materi pemain seadanya.
"Terus terang untuk tahun pertama, itu semua hadiah dari Tuhan kita bisa juara. Namun setelah itu kita kemudian membangun tim. Mendatangkan pelatih bagus Nat Canson dari Filipina, mencari pemain muda dan akhirnya kita menjadi tim pertama yang juara enam kali beruntun," ujar Erick Thohir.
Dalam perjalannya SM Pertamina kemudian semakin sukses dengan meraih 10 gelar dari 19 tahun berdiri. Satu hal yang menjadi kunci, dikatakan Erick Thohir, adalah harus ada pemimpin yang memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan. Kemudian membangun manajemen yang profesional serta transparan.
"Dalam manajemen tersebut juga harus memiliki satu visi dan misi yang sama, action oriented, dan yang terpenting kita juga membangun jaringan atau melakukan kolaborasi dengan berbagi pihak," terang Erick.
Hal yang sama menurut Erick juga dilakukan di tim yang lebih besar, Inter Milan. Saat mengambil saham mayoritas Inter di tahun 2013, ia juga melakukan hal yang sama. Walau pada praktiknya lebih sulit karena ia tidak tidak setiap hari berada di Milan.
"Oleh sebab itu saya membentuk manajemen yang lebih kuat. Saya menargetkan lima tahun Inter kembali ke Liga Champion dan terbukti tahun ini berhasil," ujarnya.
Tidak puas dengan pencapaian Inter Milan lolos ke Liga Champion, Erick juga ingin tahun depan pasukan biru hitam bisa meraih prestasi yang lebih baik. Misalnya dengan lolos semifinal Liga Champions.
"Untuk mencapai itu kita akan pertahankan Spaletti di kursi Pelatih, mempertahankan kunci sesuai kebutuhan pelatih, serta memperkuat pemain bertahan dengan menambah pemain. Serta tentu saja membangun klub Inter itu sendiri," ujarnya.
Tidak kalah penting dari dua kesuksesan diatas adalah Asian Games 2018. Sebuah ajang Olahraga terbesar di Asia kini sudah semakin dekat. 88 hari lagi pentas Asian Games akan digelar di Jakarta dan Palembang.
Erick ingin Asian Games 2018 juga sukses seperti perjalanannya di industri olahraga dengan Satria Muda Pertamina dan Inter Milan.
"Mengelola Asian Games 2018 tentu lebih sulit lagi, karena latar belakang orang yang saling berbeda. Tetapi saya yakin dengan kepemimpinan, manajemen, visi yang sama dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak Asian Games 2018 bisa berlangsung sukses," kata Erick.
Saat ini dengan sisa waktu yang ada, semua pihak harus action oriented. Tidak ada lagi wacana. Semua pihak harus berjalan beriringan.
"Tadi kita rapat bersama seluruh departemen untuk dibahas apa aksi yang akan dilakukan dari masing-masing departemen tersebut. Kita harus sama-sama berlari, lari marathon dan harus kuat sampai pelaksanaan nanti. Sehingga saya sebagai pemimpin akan mengambil keputusan tegas. Manajemen harus professional, transparan dan memiliki satu visi dan misi," ujar Erick.