Rabu 23 May 2018 13:50 WIB

Kiprah Salah di Klub Merah, Buktikan Islam yang Ramah

Salah menjadi penggambaran Muslim yang berprestasi, ramah, dan rendah hati.di Eropa.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Mohamed Salah
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Mohamed Salah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Namanya terus dielu-elukan penggemar Liverpool tiap kali the Reds turun gelanggang. Bahkan, sebuah yel khusus diciptakan untuk dirinya. Ia adalah Mohamed Salah, pemain asal Mesir yang memperkuat Liverpool.

Tidak bisa diragukan lagi, Salah adalah pemain Muslim yang paling menjadi sorotan pada sepanjang musim 2017/2018. Tanpa mengecilkan kiprah pemain Muslim lain pada musim ini, harus diakui, pemain dengan nama lengkap Mohamed Salah Ghany itu merupakan pemain Muslim yang menorehkan prestasi paling mentereng di kancah sepak bola Benua Biru pada musim ini. Baru bergabung dengan si Merah pada awal musim, Salah sudah mampu menjelma menjadi mesin gol yang begitu produktif.

Selain Luis Suarez, Salah menjadi satu-satunya pemain Liverpool yang mampu mencetak lebih dari 30 gol dalam satu musim kompetisi, tepatnya 32 gol. Angka ini bisa bertambah apabila Salah mampu mencetak gol pada partai puncak Liga Champions kontra Real Madrid akhir bulan ini. Torehan gol Salah ini pun mampu mengantarkan Liverpool finis di peringkat keempat klasemen Liga Primer Inggris.

Pengakuan terhadap prestasi Salah ini juga hadir dalam bentuk penghargaan pemain terbaik Liga Primer Inggris musim 2017/2018 versi PFA (Proffesional Footballer Association). Salah mampu mengalahkan trio Manchester City, Kevin de Bruyne, Leroy Sane, dan David Silva.

''Saya merasa terhormat mendapatkan penghargaan ini, bahkan sebenarnya saya memberikan suara untuk pemain lain. Saya harap, saya bukan pemain Mesir terakhir yang mendapatkan penghargaan ini, dan saya akan terus bekerja keras,'' kata Salah setelah menerima penghargaan tersebut.

Salah memang bukan pemain Muslim pertama di Liga Inggris ataupun yang merumput di kancah sepak bola top Eropa. Di Liverpool, ada nama Emre Can dan Sadio Mane. Sementara di Leicester, ada Riyad Mahrez. Manchester United memiliki Paul Pogba, sedangkan di Arsenal ada Mesut Oezil, dan masih banyak nama pemain Muslim yang bermain di liga-liga top Eropa. Namun, jika menilik prestasi dan capaian personal pada musim ini, nama Salah memang menjadi yang paling menonjol.

photo
Mohamed Salah

Sebagai pemain Muslim, Salah memang tidak ragu untuk menunjukkan identitas keislamannya. Salah satunya lewat selebrasi gol. Salah kerap melakukan gerakan sujud tiap kali selepas mencetak gol.

Prestasi Salah ternyata bukan sekadar torehan gol di lapangan, melainkan juga terkait dengan identitasnya sebagai Muslim. Di tengah-tengah derasnya dan munculnya isu Islamofobia di wilayah Eropa, Salah seolah mewakili wajah lain dari seorang Muslim. Salah menjadi penggambaran Muslim yang berprestasi, ramah, dan rendah hati, berkebalikan dengan citra yang selama ini melekat pada Islam, khususnya di Eropa, yang dekat dengan radikalisme, kekerasan, dan terorisme.

Bahkan, dalam salah satu bagian yel-yel yang dinyanyikan penggemar Liverpool, terdapat kalimat yang mengapresiasi secara positif agama yang dianut Salah, termasuk citra positif mengenai identitas Islam. ''Jika dia baik untukmu, dia juga baik untuk saya. Jika dia kembali mencetak gol, saya akan menjadi Muslim juga. Jika dia berada di masjid, saya juga akan berada di situ.''

Yel-yel ini pun menandakan perubahan baru dalam budaya dukungan penggemar kepada tim kesayangannya, terutama dalam upaya memerangi diskriminasi dan rasisme. ''Ini menjadi pertama kalinya, saya mendengar yel-yel yang begitu positif dan menyenangkan yang menyangkut agama seorang pemain,'' kata Direktur Football Againts Racism in Europe, Piara Power, seperti dikutip dari laman resmi organisasi nonprofit tersebut.

Piara menambahkan, dalam kaitannya untuk membantu usaha memerangi diskriminasi dan rasisme, Salah menjadi contoh yang baik. Akhirnya, prestasi tidak hanya ditorehkan di atas lapangan hijau, tetapi dapat pula diraih di luar lapangan. ''Salah sudah bermain cukup baik, dan itu memuaskan para fan. Hal itu membuat identitas etnis dan latar belakang agama Salah lebih mudah diterima. Pemain yang bagus mampu mendobrak batasan-batasan tertentu,'' ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement