Senin 28 May 2018 05:52 WIB

Polisi Merseyside Investigasi Ancaman Pembunuhan pada Karius

Karius melakukan blunder fatal pada laga final Liga Champions.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Loris Karius
Foto: EPA-EFE/SEDAT SUNA
Loris Karius

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Kepolisian Liverpool sedang menyelidiki ancaman pembunuhan yang mengarah kepada kiper Liverpool Loris Karius setelah melakukan blunder dari tiga gol yang dicetak Real Madrid pada partai final Liga Champions 2017/2018. Di samping insiden Sergio Ramos dan Mohamed Salah partai final Liga

Champions, reputasi Karius sebagai kiper juga terseret.

Selain posisinya yang terancam lengser, portiere asal Jerman itu juga mendapat ancaman pembunuhan dan pesan caci maki dari pendukung the Reds. Hal

tersebut sebagaimana diberitakan oleh Telegraph, Senin (28/5).

"Saya akan membunuh anak perempuanmu, saya akan membunuh anak perempuanmu," ucap salah satu pendukung yang kecewa.

Selain itu, umpatan keji juga dibunyikan pendukung lain dengan menyebutkan anak Karius pantas meninggal karena penyakit kanker dan berharap seluruh keluarga pemain 24 tahun itu meninggal.

Seorang juru bicara polisi Merseyside mengatakan kepada Telegraph, mereka sedang melakukan penyelidikan terhadap Karius dan keluarganya. "Pasukan kami menemukan pelecahan tersebut dari media sosial dan ini sangat serius. Setiap pelanggaran yang diidentifikasi akan diselidiki," ucap juru bicara tersebut.

Karius melakukan blunder fatal pada laga pamungkas yang digelar di Stadion Oliympia, Kiev, Ahad (27/5) WIB kemarin. Hal itu menyebabkan the Anfield Gank keok 1-3 dari Madrid.

Kesalahan pertama Karius adalah melakukan lemparan yang langsung diterkam oleh Karim Benzema. Kekecewaan suporter the Reds memuncak setelah Karius tak mampu mengamankan dengan baik tendangan jarak jauh Gareth Bale pada menit ke-83.

Meski begitu, selepas laga Karius meminta maaf pada seluruh pendukung Liverpool. "Saya tahu saya mengecewakan mereka semua hari ini. Saya pun merasa sedih. Namun, ini adalah risiko seorang kiper dan saya harus mengangkat kepala lagi."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement