REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Upaya tiga negara yang dipimpin Amerika Serikat untuk mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 kian dekat. Trio Amerika mengungguli poin rivalnya Maroko setelah inspeksi terhadap fasilitas dan infrastruktur.
“Keduanya melewati inspeksi terhadap fasilitas dan infrastruktur mereka,” kata badan sepak bola dunia FIFA dalam laporan setebal 220 halaman dilansir Reuters, Sabtu (2/6).
Trio gabungan AS, Kanada, dan Meksiko, mendapatkan skor keseluruhan sebanyak empat dari lima oleh gugus tugas FIFA yang berisi lima orang. Sementara Maroko mendapatkan poin 2,7. Skor minimal untuk pencalonan ini adalah dua.
Keputusan ini berarti tuan rumah untuk turnamen 48 tim akan dipilih pada Kongres FIFA pada 13 Juni mendatang. Saat itu, masing-masing dari 211 anggota asosiasi memiliki satu suara.
Ini membuat kedua pencalonan menjadi keputusan pertama yang disetujui tanpa pertimbangan secara menyeluruh oleh Dewan FIFA. “Kedua pencalonan dianggap memenuhi starat dasar, atau melebihi, persyaratan-persyaratan minimal untuk evaluasi teknis Piala Dunia FIFA 2026,” tulis laporan itu.
AS pernah menjadi tuan rumah putaran final pada 1994 dan upaya pencalonan mereka gagal untuk 2022. Meksiko merupakan tuan rumah Piala Dunia 1970 dan 1986.
Trio Amerika sedang merencanakan total investasi senilai hampir 16 miliar dolar, yang sebagian besar ditujukan pada perbaikan infrastuktur. Pencalonan AS, Kanada, dan Meksiko berencana untuk menggunakan 16 stadion dari 16 kota, untuk dipilih dari 23 kandidat.
Trio Amerika mengatakan akan membantu FIFA mencapai rekor-rekor baru dalam jumlah penonton dan pemasukan. Mereka mengatakan bahwa semua stadion itu sudah ada dan memiliki kapasitas setidaknya 68.000 penonton.
Maroko telah empat kali gagal saat mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia. Maroko mengajukan 14 stadion di 12 kota.
Semua stadion terletak dalam radius 550 kilometer dari Kasablanka. Sembilan di antara stadion-stadion itu akan dibangun dari awal dan lima stadion lainnya akan memerlukan renovasi total.
Laporan FIFA mengatakan bahwa jumlah infrastruktur baru yang diperlukan oleh Maroko tidak dilebih-lebihkan. Pencalonan Maroko 2026 disajikan dengan baik dan kuat terkait komitmen pemerintah.
“Namun akan perlu pembangunan baru terkait infrastruktur yang lebih luas dan terkait turnamen," kata laporan itu. "Pencalonan United 2026, di sisi lain, menjanjikan level-level infrastruktur yang telah ada dan beroperasi penuh."
Perkiraan pendapatan untuk turnamen di Maroko adalah 7,2 miliar dolar dan 14,3 miliar dolar untuk turnamen di Amerika Tengah. Kondisi ini menunjukkan trio AS memiliki keuntungan kuat.
Laporan itu lebih terbuka dibanding pendahulunya, setelah terdapat kritik terkait pencalonan Piala Dunia sebelumnya. Kala itu, para pemilik suara terlalu melihat kepada kualitas teknis para calon tuan rumah dan mendasarkan pilihan mereka terhadap kepentingan politik dan kesukaan pribadi.
Untuk alasan yang sama, pengambilan suara diperbesar menjadi Kongres FIFA dan bukannya oleh komite eksekutif. Kini, komite eksekutif telah musnah dan berubah nama menjadi Dewan FIFA.
Meski demikian, masih terdapat kekhawatiran bahwa politik akan memainkan peran signifikan pada pengambilan suara pada 13 Juni. Terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengungkapkan melalui Twitter bahwa ia berharap negara-negara yang mendapat keuntungan ekonomi dan bentuk dukungan lain dari AS akan memberikan suara untuk negaranya.